Sementara simbol payung direpresentasikan sebagai pengayom masyarakat Lampung, sama seperti halnya masjid sebagai tempat bagi siapa saja yang ingin beribadah.
Pada bagian dinding luar masjid kita juga bisa melihat, ornamen ikonik motif tapis dan perahu yang menggambarkan sebagai salah satu transportasi warga Lampung kala itu yang menetap di pinggir sungai.
Didominasi dengan warna merah maroon dan kuning keemasan, membuat hal tersebut semakin mempertegas nuansa adat Lampung pada Masjid Jami Al-Ishlah ini.
Berada di tengah lingkungan warga yang mayoritas bersuku asli Lampung, keberadaan masjid ini menjadi kebanggaan tersendiri.
Tidak hanya sebagai sarana rumah ibadah, masjid ini juga selalu digunakan sebagi lokasi rapat pertemuan warga.
Jika melihat bangunan dalam masjid sekilas tak berbeda dengan masjid lain pada umumnya, bagian dalam dirancang sedemikian rupa agar tak mengurangi esensi dalam beribadah. (*)
Source | : | Kompas.tv,Tribunlampung.co.id |
Penulis | : | Egista Hidayah |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar