Gridhot.ID - Mendaki gunung tak sekedar olahraga biasa.
Selain bisa mengurangi stres, mendaki gunung juga melatih tubuh kita untuk bisa menempuh medan yang berat.
Dikutip Gridhot dari laman wikipedia, di Indonesia, pendakian ini identik dengan perjalanan menuju puncak gunung.
Kegiatan ini umumnya dilakukan oleh klub-klub pecinta alam.
Adakalanya dalam pendakian perjalanan harus melalui hutan lebat, dan harus memotong semak-semak untuk membuat jalur yang bisa dilewati.
Namun tak semua pendakian berjalan mulus.
Banyak kisah para pemuda yang dilaporkan hilang saat tengah mendaki gunung.
Berikut beberapa kasus yang pernah terjadi catatan dan rangkuman Tribunjogja.com dan tribunbatam.
1. Alvi Pendaki asal Magelang
Alvi pamit mendaki gunung pada Minggu (30/12/2018), namun tidak bilang bahwa akan ke Gunung Lawu.
Alvi buru-buru mengemas perlengkapan mendakinya lalu segera pamit dan mencium tangannya.
"Baru saja pulang membantu saya jualan dari pasar. Sampai rumah langsung kemas-kemas pamit mau naik gunung, gitu. Saya sudah suruh dia istirahat dulu tapi katanyakeburu kemalaman," cerita Marwati ibu Alvi.
Alvi berangkat bersama enam rekannya menuju Gunung Lawu, yang terletak di Karanganyar, Jawa Tengah mengendarai sepeda motor dengan berboncengan.
Kepada saudaranya, kata Marwati, Alvi sempat memberi kabar kalau ban sepeda motornya bocor di daerah Boyolali.
"Alvi SMS sepupunya kalau ban motornya bocor, dan sedang cari tambal ban. Itu kontak terakhir kami dengan Alvi," ujar Marwati, yang didampingi adik Alvi, Rika TriNuraini (15).
Setelah itu Alvi tidak memberi kabar apapun, sampai pada Rabu (2/1/2019) jelang tengah malam, tim SAR yang ada di Gunung Lawu menelpon memberi kabar jika Alvi telah hilang dan mereka sedang melakukan pencarian.
Tim SAR gabungan menghentikan upaya pencarian terhadap Alvi Kurniawan, pendaki Gunung Lawu yang hilang pada 31 Desember 2018.
Pencarian yang sudah dilakukan selama 23 hari dan melibatkan ratusan relawan tersebut tidak membuahkan hasil.
Tidak ada petunjuk signifikan soal Alvi.
Bahkan, lokasi-lokasi yang diduga menjadi tempat terakhir kali Alvi terlihat sudah dilakukan pencarian.
Ini termasuk kawasan yang sebelumnya terdapat bau menyengat, yang diduga jenazah Alvi. Hingga saat ini, hasilnya tetap nihil.
Proses pencarian sudah sempat dihentikan sepekan setelah Alvi dinyatakan hilang, yakni pada 8 Januari 2019.
2. Kisah Faiqus Syamsi Pendaki Hilang dan Ditemukan Meninggal di Gunung Arjuno
Banyak cerita pilu para pendaki gunung.
Diantaranya cerita hilang tanpa kembali usai mendaki namun setelah itu dikabarkan sudah meninggal.
Faiqus Syamsi, pendaki gunung Arjuno salah satunya.
Saat akan mendaki gunung, ia minta izin pada ibunya. Faiqus Syamsi mengatakan kepada ibunya bahwa ia akan membikin heboh.
Hanya, Faiqus Syamsi tidak menjelaskan kata heboh yang dimaksudkan kepada ibunya sampai ia ditemukan tinggal tulang belulang di Gunung Arjuno.
"Kalau pamit, iya pamit liburan, mendaki juga sesuai perizinan. Hanya sebelum pergi, dia bilang ke ibunya mau membuat heboh," kata paman korban Nanang di rumah dukaJalan Kendangsari XV Surabaya, Sabtu (6/4/2019).
Pencarian korban Faiqus Syamsi, siswa SMKN 5 Surabaya yang hilang saat mendaki Gunung Arjuno ditemukan pendaki.
Hal tersebut diungkap keluarga korban setelah tiga bulan kabar duka hilangnya remaja asal Kendangsari XV Surabaya.
"Gunung Arjuno sempat ditutup karena ada badai. Dibuka, ada pendaki naik mereka juga tersesat dan menemukan tulang. Ga jadi naik, turun lapor ke pos," kata pamankorban, Nanang di rumah duka, Sabtu (6/4/2019).
3. Kisah Roy, Pendaki Hilang dan Ditemukan Selamat di Gunung Arjuno
Kisah Roy, pendaki yang ditemukan selamat oleh Tim SAR diGunung Arjuno pada Selasa (8/1/2019) tanpa disengaja.
Tim SAR yang saat itu fokus pada pencarian hilangnya pendaki asal Surabaya bernama Faiqus Syamsi justru menemukan pendaki lain yang ditemukan dalam kondisi linglung.
Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu warga, Atim Santoso yang saat itu terlibat dalam pencarian.
Atim bersama tim mengatakan bertemu dengan seorang pendaki bernama Roy di Hutan Lali Jiwo, Gunung Arjuno.
Merasa curiga karena jalur pendakian waktu itu ditutup, Atim bersama tim pun menyambangi Roy yang saat itu terduduk sendirian.
Namun Atim mengalami kesulitan saat hendak melakukan komunikasi karena Roy berbicara ngelantur atau tidak nyambung.
Tak hanya itu, dirinya mengaku sempat kesulitan membawa Roy turun ke basecamp, karena yang bersangkutan tidak mau dan berusaha menghindar.
Berbekal dengan medsos Grup pendaki, akhirnya Roy berhasil dijemput keluarganya di basecamp pos pendakian Gunung Arjuno.
(*)