Terdapat beberapa perubahan pada Masjid Lama Gang Bengkok.
Muchlis mengatakan meskipun dilakukan beberapa renovasi terhadap material bangunan, pihaknya tidak ingin mengubah bentuk masjid sedikitpun.
"Paling yang berubah materialnya saja. Seperti lantai sudah keramik, asbes yang lama kini sudah berganti flapon, karena sudah berumur seratus tahun tentu perlu ada perbaikan. Dan ada sedikit perluasan teras untuk menambah kapasitas menampung jamaah khususnya saat salat Jumat," ujar Muchlis.
Ia mengatakan, sebagai pengurus masjid dirinya merupakan generasi ke empat dari Tuan Syekh Muhammad Yakub.
Ia bersama para pengurus masjid lainnya menjadi pihak yang memfasilitasi para jamaah agar tetap nyaman beribadah di masjid ini.
"Kalau saya sudah generasi ke empat dari Tuan Syekh Muhammad Yakub, kalau kata lainnya itu cicit lah. Tapi kami mengurus masjid bukan berarti yang menguasai ataupun memiliki, hanya memfasilitasi bagaimana agar jamaah yang beribadah di sini merasa nyaman," tuturnya.
Masjid yang terletak di Jalan Masjid Kelurahan Kesawan Kecamatan Medan Barat ini merupakan masjid pertama yang berdiri sebelum adanya masjid raya.
Uniknya masjid ini dibangun oleh saudagar kaya keturunan Tionghoa bernama Kapten Chong A Fie.
Bangunan masjid ini pun berarsitektur 3 budaya yang menunjukkan bahwa tingginya toleransi masyarakat Kota Medan dalam beragama.
Hal itu terlihat dari amatan Tribun Medan dari bagian atap masjid yang semakin melebar dan melengkung layaknya kelenteng.
Kemudian Masjid Bengkok yang bercorak warna kuning yang merupakan ciri khas melayu.