Unit tersebut kemudian akan meneruskan perintah untuk meluncurkan misil penangkal rudal yang sudah diprogram sedemikian rupa.
Tiap rudal yang diluncurkan Iron Dome, setidaknya menghabiskan anggaran sekitar Rp 575 miliar.
Namun sayangnya, pakar militer tampaknya tidak begitu yakin dengan kemanjuran sistem Israel.
Melansir The EurAsian Times, Minggu (10/4/2022), meskipun Jerman dan Israel belum benar-benar menandatangani kesepakatan itu, para pemimpin kedua negara telah sepakat bahwa sistem pertahanan rudal Israel senilai dua miliar Euro ($ 2,19 miliar), akan dikirim ke Jerman.
Hal ini telah dikonfirmasi oleh tidak lain dari Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Tampaknya ada konsensus politik di Jerman sekarang bahwa negara tersebut perlu membangun sistem pertahanan, yang dikenal dengan judul kerja "Perisai Besi Jerman", tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk negara-negara tetangga pada akhir tahun 2025.
Namun, yang belum jelas apakah sistem pertahanan ini hanya Arrow–3 atau campuran Arrow-3 dan Iron Dome yang terkenal produksinya di Israel.
Jerman juga dikatakan sedang memeriksa sistem pertahanan rudal buatan AS seperti Terminal High Altitude Air Defense (THAAD), meskipun itu dilaporkan bukan yang utama untuk dibeli, setidaknya untuk saat ini.
Para pemimpin dan analis Jerman khawatir bahwa Rusia telah menempatkan rudal Iskander yang mematikan di eksklave Kaliningrad yang dapat mencapai banyak kota Eropa seperti Berlin dalam beberapa menit dan terbang terlalu tinggi untuk dapat dihancurkan oleh sistem pertahanan udara konvensional.
Sistem anti-rudal adalah solusi yang mungkin untuk ancaman Rusia ini.