GridHot.ID - Beberapa waktu lalu, Rusia dan China melakukan uji coba rudal secara terpisah untuk menunjukkan kekuatan militer superior mereka.
Hal itu bisa saja ditafsirkan sebagai pesan langsung ke Barat yang dipimpin AS, NATO, dan sekutu regional mereka.
Melansir Eurasian Times, Rusia meluncurkan rudal balistik antarbenua terbaru miliknya yang bernama Sarmat.
Rudal yang dijuluki Setan II itu diluncurkan dari silo uji coba di Plesetsk, Rusia barat.
Sarmat melaju sekitar 6.000 kilometer (3.700 mil) sebelum mencapai sasaran di Kamchatka, di sisi lain negara yang luas itu, menurut media Rusia.
Segera setelah peluncuran, Presiden Vladimir Putin mengatakan dalam pidato yang disiarkan di televisi bahwa Sarmat akan membuat musuh 'berpikir dua kali' sebelum melakukan penyerangan ke Rusia.
Sebagai informasi, Sarmat telah dikembangkan selama bertahun-tahun dan dimaksudkan untuk menggantikan rudal S-18 era Soviet.
Sarmat dirancang untuk terbang melintasi dunia, menghujani beberapa hulu ledak ke sasaran strategis.
Sarmat diperkirakan mencapai jarak sejauh 35.000 kilometer (22.000 mil), memungkinkannya berlayar di sekitar target yang dituju, menghindari radar dan sistem pertahanan rudal sambil menghancurkan target secara tak terduga.
Sarmat dapat membawa hingga 15 hulu ledak nuklir, masing-masing dengan kemampuan manuver yang terbatas, berkat muatannya yang besar sebesar 10 ton.