Bahkan, di Inggris, Prof Zubairi menyebut ada temuan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 yang ditemukan di beberapa kasus.
"Awalnya saat kasus pertama di Amerika Serikat pada Oktober, kemudian diteliti ternyata mereka menemukan ada virus adenovirus 41."
"Nah kemudian Inggris banyak dan mereka menemukan beberapa kemungkinan, ada yang positif adenovirus 41, ada yang positif SARS-CoV-2 penyebab dari Covid-19, ada juga yang kombinasi keduanya dan ada yang tidak ketahuan," ungkapnya.
Sementara, dalam cuitannya, Prof Zubairi juga menjelaskan adenovirus 41 yang belum pernah terkait dengan hepatitis, biasanya bisa sembuh sendiri.
Untuk itu, Zubairi menyebut penyakit ini sangat serius karena telah merenggut nyawa beberapa anak.
"Bahkan 10 dari 145 pasien dengan hepatitis akut ini memerlukan transplantasi hati (di Inggris)," ungkap Prof Zubairi dalam cuitannya.
Lebih lanjut, Prof Zubairi menyampaikan perlu ada tes untuk memastikan diagnosis pada hepatitis akut misterus ini.
Adapun, syaratnya adalah pasien harus negatif terhadap virus hepatitis A, B, C, D, E dan dengan kadar enzim transaminase lebih dari 500 unit per liter.
"Siapa saja yang terinfeksi? Menurut WHO (Badan Kesehatan Dunia), rentang usia pasien yang diidentifikasi sejauh ini antara bayi berusia satu bulan hingga remaja berusia 16 tahun," jelasnya.
Kemudian, jika dikaitkan dengan vaksin Covid-19, Prof Zubairi menyebut hipotesis ini tidak didukung data.