GridHot.ID - Korea Selatan diketahui semakin dekat dengan NATO di tengah meningkatnya ketegangan negara itu dengan raksasa regional China.
Pasalnya, agen mata-mata negeri gingseng tersebut telah menjadi yang pertama di Asia yang bergabung dengan Grup Pertahanan Siber NATO pada Kamis (5/5/2022),
Melansir Eurasian Times, Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan mengumumkan bahwa mereka telah diterima sebagai peserta yang berkontribusi untuk Pusat Keunggulan Pertahanan Siber Koperasi NATO (CCDCOE).
Kelompok pertahanan siber didirikan di Tallinn pada 2008 sebagai tanggapan atas serangan siber yang mengganggu jaringan negara Estonia. Ini berfokus pada penelitian, pelatihan, dan latihan keamanan dunia maya.
NIS mendaftar untuk bergabung dengan organisasi pada tahun 2019 dan telah mengambil bagian dalam dua latihan Locked Shields terbaru, latihan pertahanan cyber live-fire internasional terbesar di dunia.
Diketahui, CCDCOE sekarang mencakup 27 negara anggota NATO dan lima mitra non-NATO.
"Ancaman dunia maya menyebabkan kerusakan besar tidak hanya pada individu tetapi juga negara yang terpisah dan juga lintas negara, sehingga kerja sama internasional yang erat sangat penting," kata NIS.
"Kami berencana untuk mengirim lebih banyak karyawan ke CCDCOE dan memperluas cakupan latihan bersama untuk memperkuat kemampuan pertahanan siber kami," tambah NIS.
Meskipun menjadi rumah bagi beberapa bisnis teknologi terkemuka dunia, seperti LG dan Samsung, Korea Selatan baru meluncurkan Strategi Keamanan Siber Nasional di bawah pemerintahan Moon Jae-in pada tahun 2018.
Menurut Institut Demokrasi Liberal Korea di Seoul, regu penipu yang terdiri dari 6.800 mata-mata Korea Utara terlibat dalam penipuan, pemerasan, dan perjudian internet, menghasilkan sekitar $860 juta per tahun. China adalah sumber dari banyak serangan.
Ketertarikan Korea Selatan terhadap NATO
Source | : | Eurasian Times |
Penulis | : | Siti Nur Qasanah |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar