Hingga akhirnya ia menyerah dan kembali ke NKRI.
Jangankan kenyamanan, untuk aman saja KKB Papua sulit mendapatkannya.
Setiap saat mereka harus bergerak untuk menyerang, menghindar, berlari, dan bersembunyi dari kejaran aparat keamanan.
Kesulitan lain yang saban hari dihadapi pria berusia sekitar 50 tahun ini, adalah persediaan makanan yang sangat kurang
Jangankan untuk sarapan pagi, ungkap Delson Telenggen, untuk bisa makan saja susahnya minta ampun.
"Selama bergabung dengan KKB, kami hidup susah sekali. Makan susah, tidur juga susah. Supaya selamat, kami harus sembunyi di lubang-lubang," bebernya.
Kalau ada makanan, katanya, semuanya serba terbatas, sehingga persediaan makanan itu harus diatur. Makanya, setiap anggota KKB itu, tidak bisa makan sesuka hati.
Makanan yang ada harus diatur supaya persediannya tetap ada. Bahkan untuk menjaga persediaan makanan itu, pola makan anggota KKB yang harus diatur.
Sehari, katanya, sangat bersyukur bila ada yang bisa dimakan. Jika tidak, sejak pagi hingga malam tiba, tak ada makanan yang bisa mengganjal perut.
Jika mendapat tembakan TNI-Polri, tak jarang anggota KKB sembunyi di lubang hingga di gua-gua.
Dalam situasi yang demikian, katanya, mereka dipaksa harus bergerak dan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.
Source | : | Kompas.com,POS-KUPANG.com |
Penulis | : | Siti Nur Qasanah |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar