GridHot.ID - Militer Amerika Serikat (AS) yang disebut tertinggal jauh dari China dan Rusia soal senjata hipersonik berhasil menguji coba prototipe rudal hipersonik pada 4 Mei 2022.
Prototipe rudal hipersonik ini merupakan versi Lockheed Martin dari Hypersonic Air-breathing Weapon Concept (HAWC) yang dapat melakukan perjalanan lebih cepat dari 5 Mach (lima kali kecepatan suara).
Saat diuji coba, prototipe rudal hipersonik ini mencapai ketinggian lebih dari 65.000 kaki dan terbang lebih dari 300 mil laut.
Melansir Eurasian Times, Kamis (12/5/2022), ini merupakan penerbangan sukses kedua dalam program HAWC dari Badan Proyek Penelitian Lanjutan Pertahanan AS (DARPA). Penerbangan pertama AS berhasil dilakukan pada pertengahan Maret.
"Tes penerbangan HAWC Lockheed Martin ini berhasil mendemonstrasikan desain kedua yang memungkinkan pejuang kami untuk secara kompetitif memilih kemampuan yang tepat untuk mendominasi medan perang," kata Andrew 'Tippy' Knoedler, manajer program HAWC di DARPA
"Pencapaian ini meningkatkan tingkat kematangan teknis untuk mentransisikan HAWC ke program layanan yang tercatat," lajutnya.
"Kami masih menganalisis data uji penerbangan tetapi yakin bahwa kami akan memberi Angkatan Udara dan Angkatan Laut AS opsi yang sangat baik untuk mendiversifikasi teknologi yang tersedia untuk misi masa depan mereka," tambahnya.
Secara signifikan, tes kedua ini dilakukan hanya satu hari sebelum Layanan Riset Kongres AS merilis laporan tentang Senjata Hipersonik pada 5 Mei.
Dapat dicatat bahwa permintaan anggaran Departemen Pertahanan AS (DOD) atau Pentagon pada TA 2023 kepada Kongres mencakup $225,5 juta untuk program pertahanan hipersonik dan $4,7 miliar untuk program senjata hipersonik.
Pada TA 2022, DOD meminta $247,9 juta untuk program pertahanan hipersonik dan $3,8 miliar untuk program senjata hipersonik.
Dari penjelasan di atas, tampaknya AS lebih mementingkan senjata hipersonik daripada program pertahanan hipersonik.
Source | : | Eurasian Times |
Penulis | : | Siti Nur Qasanah |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar