Gridhot.ID - KKB Papua melakukan aksi balas dendam setelah 2 anggotanya tewas ditembak Satgas Damai Cartenz, Sabtu (23/4/2022).
Kepala Operasi Damai Cartenz Kombes Pol Muhammad Firman menuturkan 2 anggota KKB yang tewas bernama Luki Murib dan Badaki Kogoya.
Luki Murib merupakan Panglima Lapangan Kodap III Kampung Ondugura berpangkat brigadir jenderal (Brigjen).
Dia penembak jitu (sniper) yang menewaskan Kabinda Papua Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha pada 25 April 2021 lalu.
Dalam dua pekan terakhir ini, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua melakukan sejumlah aksinya.
Aksi pertama mereka adalah melepas tembakan saat pesawat Asian One PK-LTF hendak mendarat di Bandar Udara Ilaga pukul 09.30 WIT.
Aksi itu menyebabkan 4 pesawat batal mendarat. Pengelola lantas menghentikan operasional bandara.
Usai menyerang pesawat di Bandara Aminggaru Ilaga, KKB juga membakar perumahan guru SMA Negeri 1 di Kampung Wako, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, Jumat (13/5/2022) malam.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal mengatakan, peristiwa itu terjadi pada pukul 19.00 WIT.
"Pos 408 menerima informasi via HT bahwa telah terjadi pembakaran terhadap perumahan guru SMA 1 Ilaga," kata Kamal dalam keterangan tertulisnya diterima Kompas.com, Jumat malam.
Personel Satgas Damai Cartenz dipimpin Kanit Tindak Ipda Kristofol R Lewirissa kemudian menuju lokasi. Namun, sudah tidak ditemukan pergerakan dari KKB.
Bersama warga, aparat lalu memadamkan api yang membakar perumahan guru. Api tuntas dipadamkan sekitar pukul 19.20 WIT.
Sementara itu, Wakil Kepala Satgas Operasi Damai Cartenz Kombes Pol Faisal Ramadhani mengungkapkan, teror dalam 2 pekan terakhir dilakukan oleh anak buah Luki Murib.
"Pelaku balas dendam. Luki Murib tewas saat kontak tembak di Kampung Eromaga pada 23 April 2022," kata Faisal.
Sosok Luki Murib
Diberitakan sebelumnya, Satgas Damai Cartenz menembak Luki Murib, penembak jitu (sniper) KKB pada Sabtu (23/4/2022).
Luki Murib tewas diberondong peluru Satgas Damai Cartenz di Distrik Omukia, Kabupaten Puncak, Papua, bersama rekannya, Badaki Kogoya.
Luki Murib diduga sebagai penembak jitu yang menewaskan Kabinda Papua Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha pada 25 April 2021 lalu.
"LM diduga kuat merupakan penembak Kabinda Papua," kata Direskrimum Polda Papua Kombes Faizal Ramadhani, Senin (25/4/2022) malam.
Dugaan itu didasarkan informasi yang dimiliki aparat keamanan mengenai senjata yang dimiliki Luki Murib.
"Dia memegang senjata dengan teleskop dan dia punya kemampuan menembak jarak jauh," ungkapnya.
Menurut Kombes Firman, Luki Murib ditembak saat terjadi kontak senjata antara pasukan Operasi Damai Cartenz kontra KKB di area Jembatan Ilame, Kampung Erogama, Distrik Omukia.
"Benar, adanya laporan yang kami terima ada kontak senjata pada Sabtu sekiranya pukul 04.58 WIT dan ketika lidik terhadap pelaku pembakaran rumah warga," ujar Firman, Senin (25/4/2022).
Saat itu kata dia, Luki Murib dan anggota KKB lainnya hendak menembak anggota, di situlah terjadi baku tembak pecah.
"Luki Murib dan Badaki sempat menyerang, dari situlah terjadi kontak. Kini, dua KKB tersebut telah dimakamkan secara tradisional," pungkasnya.
Diketahui, KKB kelompok Luki Murib sebelumnya menebar teror dengan membakar mes karyawan PT MTT (Martha Tunggal Teknik) di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Jumat (22/4/2022).
Beruntung, tak ada korban dalam kejadian tersebut.
Setelah tewasnya Luki Murib dan Badaki Kogoya, KKB Papua melakukan aksi balas dendam yang tak terkontrol.
Aksi balas dendam KKB menewaskan seorang tukang ojek di Kampung Kibologome, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak pada Senin (25/4/2022) siang.
Tukang ojek bernama Samsul Sattu ditembak saat sedang minum kopi di depan rumah.
"Pak Samsul saat kejadian sedang minum kopi dengan4 rekannya," kata Ketua Ikatan Keluarga Toraja Kabupaten Puncak, Mulyanto kepada TribunPapua.com, Selasa (26/4/2022) di rumah duka.
Ia mengatakan, saat duduk tiba-tiba ada dua orang tak dikenal lewat di depan rumah langsung melepas tembakan ke arah dada korban.
"Korban tersungkur dan meninggal dunia di depan rumah sebelum dilarikan ke Puskesmas Ilaga," ujarnya.
Direskrimum Polda Papua Kombes Pol Faizal Ramadhani mengatakan penembakan terhadap tukang ojek SS terjadi sekitar pukul 17.00 WIT.
"Sekarang korban ada di Puskesmas Ilaga," ujar Kombes Faizal di Timika, Selasa (25/4/2022).
Mengenai pelaku penembakan, Faizal menduga pelaku merupakan kelompok Numbuk Telenggen.
Sedangkan motif penembakannya, diduga kuat adalah serangan balasan dari tewasnya 2 tokoh KKB pada Sabtu (23/4/2022) lalu.
"Kalau lihat posisi kejadian, dekat dengan bandara yang merupakan lokasi kontak senjata dan dua tokoh KKB tewas. Ini bisa menjadi catatan bahwa mereka berusaha membalas," tutur Faizal.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyebut penembakan yang menewaskan warga sipil oleh KKB merupakan aksi balasan, apabila mendapat tekanan dari aparat keamanan.
Demikian juga bila ada anggota kelompok tersebut tewas dalam operasi penegakan hukum.
Hal ini diungkapkan Kepala Kantor Komnas HAM Perwakilan Papua dan Papua Barat, Frits Ramandey saat berkunjung ke Timika.
"Mereka (KKB) akan cari sasaran kalau bukan anggota maka warga sipil dan sedikit menyasar non-Papua," ujar Frits kepada TribunPapua.com di Bandara Mozes Kilangin Timika, Selasa (26/4/2022).
Menurut Frits, aksi balasan KKB, menyusul tewasnya2 anggota di tangan Satgas Penegakan Hukum Damai Cartenz.
Komnas HAM juga turut prihatin atas tewasnya Samsul Sattu (45), warga sipil yang ditembak KKB di Distrik Ilaga pada Senin (25/4/2022).
Samsul Sattu merupakan warga Toraja yang bekerja sebagai tukang ojek di Distrik Ilaga, ibu kota Kabupaten Puncak.
Ia ditembak sekira pukul 16.30 WIT, saat menikmati kopi di teras rumahnya.
"Kelompok ini memang punya problem, di mana kalau anggota mereka dibunuh, baru tidak dibalas, maka akan terkena sanksi."
"Jadi kemungkinan pola ini digunakan KKB. Ini adalah pola dan hubungan adat," ucapnya.
Meski begitu, teror dan kekerasan KKB yang terus-menerus tak akan mendapat simpati dari publik.
"Kami Komnas HAM menekankan, kalau mau Papua damai harus ada keterlibatan semua pihak, termasuk aparat. Mestinya secara organisasi, pelaku harus ditegur pimpinannya," kata Frits.
Dia menambahkan, tujuan Organisasi Papua Merdeka (OPM) tak akan tercapai apabila tak bisa mengendalikan sayap militernya.
"Kami sudah bertemu dengan pimpinan KKB di Ilaga dan bicara sama mereka, jangan ada kekerasan. Jadi sekali lagi, Komnas HAM prihatin atas insiden mengakibatkan warga sipil tak berdaya menjadi sasaran," pungkasnya.
(*)