GridHot.ID -Bermain media sosial memang sangat menyenangkan.
Selain untuk membunuh kebosanan, bermain media sosial juga bisa membuat seseorang menemukan teman-teman baru.
Meskipun begitu, bukan berarti bermain media sosial bisa dilakukan secara sembarangan
Terlebih untuk anak-anak di bawah umur, bermain media sosial harus dilakukan dengan pengawasan orang tua.
Jika tidak, hal-hal yang tidak diinginkan bisa saja terjadi.
Seperti halnya yang dialami oleh dua bocah dan satu balita berinisial IK (16), FS (9), dan RR (4), warga Grobogan, Jawa Tengah, yangtinggal di Perum Sedayu Indah, Mbangetayu Wetan, Genuk, Jawa Tengah.
Dilansir dari Kompas.com, dua bocah dan satu balita itu ditemukan oleh warga Pedukuhan Nglawang, Kalurahan Jangkaran, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Awalnya, seorang warga menemukan FS sendirian di jalan aspal pinggir pantai antara Pantai Glagah dengan Pantai Congot, Senin (30/5/2022) pukul 17.00 WIB.
Warga kemudian menemukan kedua anak lainnya. Warga melaporkan hal ini ke Dukuh (kepala dusun) Nglawang bernama Supandi.
Dukuh menjemput ketiganya selepas Maghrib untuk diamankan ke rumah dukuh.
Supandi mendapat keterangan dari IK dan FS bahwa mereka bertiga adalah kakak beradik.
Mereka sampai kawasan pantai Congot tanpa orang tua.
Mereka berangkat dari Semarang hingga Purworejo dengan ojek online seharga Rp99.000.
Mereka nekat ke Purworejo setelah kenalan dengan seorang laki-laki di media sosial Facebook.
Laki-laki itu dikenal sebagai Dimas. Mereka janjian ketemu di Purworejo.
Laki-laki yang mereka temui itu rupanya orang dewasa. IK dan kedua adiknya mengidentifikasi laki-laki tersebut sudah punya uban.
Mereka naik motor Supra silver, lewat underpass Bandar Udara Yogyakarta International Airport di Temon.
Lalu melewati balai desa Glagah, Temon, untuk selanjutnya menuju Pantai Glagah. Mereka berhenti di jalan sepi antara Glagah dan Congot.
"Sepertinya, anak-anak itu tidak tahu jauhnya Semarang–Purworejo sehingga bisa sampai ke sini," katanya.
Menurut pengakuan anak-anak itu, pria dewasa ini sempat mengajak IK ke semak-semak.
IK yang pelajar SMK kelas dua itu menolak.
Laki-laki itu lantas meninggalkan ketiganya begitu saja.
"Kamu tunggu di sini dulu, mau ambil uang. Lalu laki-laki itu tidak kembali," kata Supandi.
Supandi memperoleh nomor telepon Su (36), orang tua ketiga anak, dari HP yang dibawa IK. Su terkejut atas laporan Supandi. Nadanya begitu kawatir.
"Orang tuanya tahunya anak-anak itu ada di rumah," kata Supandi. Su menjemput ketiga anak itu pukul 23.00 WIB.
Supandi menyerahkan ketiga bocah disaksikan Babinkamtibmas.
"Pulang jam 03.00 WIB. Tadi pagi orang tua mereka menelepon kalau semuanya sudah sampai ke rumah dalam keadaan selamat," kata Supandi.
Dari kejadian ini, Supandi mengingatkan agar orang tua selalu mengawasi ketat anak dalam bermain media sosial.
"Jangan berlebihan bermedsos karena risikonya besar. Orang tua harus mengawasi dengan lebih serius," kata Supandi.
(*)