Dari komunikasi tersebut akhirnya disepakati bahwa senjata api yang dibeli jenis AK-47 Rp 125 juta.
Untuk mendatangkan senjata yang dibutuhkan, anggota KKB tersebut diminta untuk mentransfer uang terlebih dahulu.
Setelah uang diterima, pengadaan senjata langsung dilakukan. Dan, pria anggota KKB itu akan mendapat senjata api pada titik yang ditentukan.
Pasca komunikasi tersebut, anggota KKB tersebut lantas menyerahkan uang sebagaimana yang telah dinegosiasikan.
Berselang dua pekan kemudian, barang yang dinantinya anggota KKB tersebut diantarkan ke tempat yang telah disepakati.
Senjata api itu dikemas dalam sebuah kotak yang tak terlalu besar. Maklum senjata api itu telah dipreteli semuanya.
Melihat kotak itu, pria anggota KKB bersama dua rekannya itu tersenyum sumringah. Mereka gembira, karena apa yang dicari akhirnya didapatkan juga.
Akan tetapi, detik-detik kegembiraan yang dirasakan anggota KKB itu hanya sesaat saja.
Pasalnya, ketika kotak tersebut dibuka, yang terlihat didalamnya bukan senjata api seperti yang dipesan.
Kotak itu ternyata berisi beberapa potongan pipa yang dipotong pendek dan dikemas seolah-olah senjata api.
Melihat fakta tersebut, pria anggota KKB itu langsung naik pitam. Ia sangat marah, karena telah ditipu.