Tapi, diakui wanita 58 tahun itu, cucunya atau anak dari Oi justru menjadi penjaganya dikala tidak berada di rumah.
"Kemana saya melangkah terus dimonitor sampai jam berapa pergi. Seperti security saya, ditanya berapa jam akan pergi. Dia mencari saya dan telpon kalau telat pulang," jelasnya.
"Kalau malam aja telat harus video call, nggak boleh dimatikan sampai depan pager baru dimatiin," sambungnya.
Meski begitu, diakui Nia, kondisi psikis cucunya terguncang saat tahu harus jauh dari Oi.
"Enggak dikasih tau ibunya kemana, karena bilangnya pesantren. Kalau apa apa dia ngadu. Dia ngerti cuma nggak mau buka suara ke saya, mendem aja," ucapnya.
Hal yang membuat hati Nia sakit, ketika melihat cucunya menangis karena merindukan sosok ibundanya yang mendekam di dalam penjara.
"Ketika cucu saya belaga main boneka tiba-tiba nangis, matanya merah itu yang bikin saya sedih. Saya tanya kenapa, dia nggak mau ngaku. Pas saya peluk dia nangis," katanya.
"Pasti saya tau dia kangen sama mamanya," sambungnya.
Nia berusaha menghibur sang cucu ketika rindu dengan ibunya dengan mengajak main dan pergi ke luar rumah.
"Saya nggak mau mancing, saya tau dia kangen sama mamanya. Saya ajak pergi ke mall dan mainan, gimana caranya anak ini terjaga emosinya," ujar Nia.
Selama Oi menjalani proses hukum, mantan istri Farhat Abbas itu sudah berjuang dan melakukan yang terbaik untuk sang anak.