GridHot.ID - Berpindah keyakinan bukan keputusan yang mudah untuk dilakukan.
Namun, wanita bernama Taaliah Hajra Camilo (20) berani melakukannya.
Wanita asal Filipina itu memutuskan memeluk agama Islam pada 16 November 2020 lalu.
Dilansir dari artikel mstar.com.my yang tayang 25 Juni 2022, video perjalanan Taaliah Hajrah menjadi mualaf viral di Tiktok baru-baru ini.
Video tersebut telah meraih hampir 3 juta tontonan.
Ketika dihubungi mStar, Taaliah menceritakan perjalannya dalam mengenal agama Islam hingga melafalkan dua kalimat syahadat.
Taaliah mengaku lahir dan besar di lingkungan penganut agama Kristen.
"Waktu masih kecil, ibu dan bapak mengantar saya ke Sevebth Day Adventist School (SDA)."
"Saya masih muda, tetapi saya sadar dengan kepercayaan bahwa kita hanya memiliki satu Tuhan."
"Semakin dewasa, saya tetap teguh dengan kepercayaan itu walaupun tinggal di lingkungan yang mayoritas beragama Kristen," ungkap Taaliah.
Taaliah mengatakan, pernah suatu malam dirinya termenung sembari melihat bintang dan bulan.
Saat itu, Taaliah menyadari bahwa dirinya terlalu terikat dengan dunia dan hidup berdasarkan apa yang dia percaya.
"Pernah ada satu malam, saya termenung melihat bintang dan bulan. Saya sadar bahwa saya terlalu terikat dengan dunia ini dan hidup berdasarkan apa yang saya percaya."
"Saya kemudian tanya pada diri sendiri, bagaimana cinta tapi hati tak gembira? Setelah itu saya dapat jawaban bahwa saya rindu rasa cinta dari Allah," lanjutnya.
Pada Ramadan tahun 2021 lalu, Taaliah mulai menjalankan ibadah puasa.
Hingga akhirnya pada 16 November 2021, ia mengucapkan dua kalimat syahadat di hadapan Ustaz Aleem Muhammad Said M Tungcaling di Mindanao State University, Marawi City, Filipina.
Tak hanya menjadi muslim, Taaliah juga memutuskan untuk memakai hijab.
Ia pun menangis haru saat resmi menjadi seorang muslim.
"Saya rasa lebih aman dan dihormati kalau berhijab. Ketika pertama kali mengucap kalimat syahadat saya menangis karena ada satu perasaan campur aduk yang tak bisa diungkapkan," beber Taaliah.
Bagaimanapun, menurut Taaliah, hidup bersama sebuah keluarga yang bukan Islam agak sulit pada mulanya.
Namun, dia bersyukur karean keluarganya paham dan menghormati keputusannya.
"Mulanya saya mengenal Islam tidak dipengaruhi oleh siapa pun. Perjalanan ini hanya saya yang tahu."
"Sebelum memutuskan pindah agama, ibu dan bapak sadar bahwa saya memiliki kepercayaan berbeda, tetapi mereka menghormati dan tidak pernah marah atau tidak setuju dengan keputusan saya."
"Pada awalnya, tinggal serumah dengan keluarga bukan Islam agak sulit. Tetapi mereka paham, semua jenis makanan haram 'disingkirkan' dari rumah kami," jelasnya
Pada momen Hari Raya Idul Fitri, Taaliah merayakannya secara sederhana.
Ia hanya menunaikan salat di pagi hari bersama teman.
"Teman muslim saya memberitahu bahwa bulan puasa adalah bulan yang agak menantang. Saya pun mencoba berpuasa sebagai orang Islam tahun ini."
"Saya tidak merayakan Hari Raya seperti umat Islam lain, hanya tunaikan salat di pagi hari dengan teman," tambahnya.
Siapa sangka, keputusan Taaliah menjadi mualaf ternyata diikuti sang adik.
"Setelah itu adik saya juga memeluk agama Islam, dia tertarik dengan apa yang saya lakukan," kata Taaliah.
Hidup sebagai minoritas di sebuah negara tentu bukan hal yang mudah.
Namun hal itu bukan menjadi penghalang bagi Taaliah untuk bangga menjadi seorang muslim. (*)