Mulanya, Holywings berawal dari sebuah kedai yang menjual nasi goreng dengan nama Kedai Opa di area Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Namun, usaha nasi goreng itu hanya berjalan selama3 bulan dan ruko yang mereka sewa disulap menjadi Holywings yang pertama.
Ivan Tanjaya mengungkapkan bahwa Kedai Opa saat itu tidak bisa berkembang.
"Dibilang gagal, nggak gagal banget secara hasil, tapi gagal nggak bisa dikembangin," kata Ivan di YouTube Holywings, Rabu (8/9/2021).
"Jadi misal bulan pertama Rp 100 juta nih, bulan kedua Rp 70 juta, bulan ketiga Rp 50 juta," imbuhnya.
Tidak bisa membiarkan usahanya stagnan dan tidak berkembang, Ivan bersama Eka akhirnya memutuskan untuk mengubah konsep bisnis FnB mereka.
Saat itulah Holywings tercipta, Ivan mengaku bahwa Holywings merupakan konsep yang dipelajarinya saat kuliah di Beijing, China.
Ketika masa kuliah, dirinya suka datang ke sebuah kafe di Beijing untuk makan sambil mendengarkan live music.
Ia lalu memutuskan untuk menyulap bekas kedai nasi gorengnya menjadi outlet Holywings yang pertama kali.
Berdasarkan sumber resmi situs, di temukan informasi bahwa batas usia masuk Holywings adalah minimal 21 tahun.
Outlet Holywings sudah tersebar di kota-kota besar di Indonesia, mulai dari Jakarta, Bandung, Bekasi, Serpong, Surabaya, Medan hingga Makassar.