Gridhot.ID - Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua sungguh brutal dan sangat tidak berperikemanusiaan.
KKB Papua secara keji menganiaya seorang petani di Kampung Megataga, Distrik Wandai, Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Mengutip Pos-Kupang.com, korban bernama Yunus Sani, diduga sebagai mata-mata oleh KKB Papua.
Peristiwa itu terjadi pada 29 Mei 2022 lalu, videonya diunggah akun Twiter @Xdirectory99 pada Selasa (5/7/2022).
"Yunus Sani hanya petani kebun yang dituduh sebagai mata-mata," tulis keterangan dalam video.
Yunus Sani dieksekusi di tanah lapang.
Beberapa anggota KKB Papua menembak berkali-kali korban yang sudah tergeletak tak berdaya.
Melihat korban terkapar dan kejang-kejang, anggota KKB Papua kegirangan.
Dengan senjata di tangan, mereka berteriak sambil berlari mengelilingi Yunus Sani.
Dalam video berdurai 1 jam 45 menit itu, dijelaskan bahwa setelah menembak, korban dimutilasi kemudian dimasukkan ke dalam karung.
Dijelaskan juga bahwa setelah kejadian itu, seorang rohaniwan Katolik, Pastor Niko Wakey sempat bertemu3 anggota KKB Papua.
"Tikus padi, kami sudah bunuh di belakang," kata anggota KKB Papua kepada Pastor Niko Wakey.
Menurut narasi video tersebut, Pastor Niko Wakey sempat adu mulut dengan anggota KKB Papua.
Jenazah Yunus Sani awalnya hendak dibuang ke Sungai Kamabu.
Namun, sejumlah warga Kampung Magataga membawanya ke Kampung Bilai Distrik Homeyo.
Disampaikan bahwa penembakan Yunus Sani terjadi satu minggu setelah KKB Papua menembaki 2 tenaga medis.
Melansir Kompas.com, Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw membenarkan seorang warga bernama Yunus Sani tewas ditembak KKB Papua.
Waterpauw juga mengatakan, salah satu saksi sempat bertemu dengan KKB yang menembak Yunus Sani.
Kala itu, saksi Pastor Niko Wakey atau inisial PNW baru saja mengantar anaknya ke Kabupaten Paniai.
Ia dalam perjalanan kembali ke Kampung Mbugulo, Distrik Wandai, Kabupaten Intan Jaya.
Namun, perjalanannya terhenti di Kampung Magataga karena rantai motornya putus. Saksi pun memperbaiki motornya.
Setelah memperbaiki rantai motor tersebut, saksi mendengar suara tembakan sebanyak 8 kali.
Ia memberanikan diri mendekati sumber suara tembakan tersebut.
Ketika menuju sumber suara, saksi bertemu dengan 3 anggota KKB Papua yang mengaku sebagai 'tentara hutan'.
"Saksi bertemu dengan tiga orang yang mengaku tentara hutan dan salah seorang tersebut menyampaikan kepada saksi bahwa, 'tikus padi kami sudah bunuh di belakang'," kata Waterpauw.
Kepada 3 anggota KKB itu, saksi mengaku sebagai perwakilan gereja dan meminta izin mengurus jenazah ke Distrik Sugapa.
Anggota KKB itu mengizinkan saksi mengurus jenazah tersebut.
Mendengar jawaban itu, saksi meminta izin untuk melintas menuju Kampung Alemba, Distrik Homeyo.
Karena masih takut jika langsung menuju TKP, saksi berangkat mengambil jenazah di Kampung Magataga pada keesokan harinya, 30 Mei 2022.
Saat menuju Kampung Magataga, saksi bertemu sekelompok orang mengaku sebagai 'tentara hutan'.
Ia pun meminta izin membawa jenazah ke Distrik Sugapa.
Tapi, kelompok yang mengaku tentara hutan itu tak mengizinkannya.
Sempat terjadi adu argumen antara saksi dan 'tentara hutan'.
"Sempat terjadi adu mulut antara saksi dengan sekelompok tentara hutan, bahwa jenazah akan dibuang oleh kelompok di Kali Kemabu, tapi pada akhirnya saksi diizinkan untuk membawa jenazah Yunus Sani dengan dikawal oleh kelompok tersebut dari Kampung Magataga menuju seberang Kali Kemabu," jelas Waterpauw.
Tiba di Kali Kemabu, saksi dibantu beberapa warga membawa jenazah ke Kampung Bilai, Distrik Homeyo.
Setelah itu, jenazah dibawa ke Kampung Mamba Distrik Sugapa.
Waterpauw memastikan pasukan gabungan akan terus mengejar KKB Papua yang berulah dan mengganggu ketenangan masyarakat.
"Saat ini personel gabungan masih melakukan pengejaran terhadap kelompok Kriminal Bersenjata. Pasca penembakan situasi dalam keadaan aman dan kondusif," kata dia.
(*)