Kombes Faizal Rahmadani mengatakan, pihaknya masih menyelidiki sumber dana pembelian 615 butir amunisi oleh AN.
"Ada beberapa pihak yang sudah dimintai keterangannya," kata Kombes Faizal Rahmadani di Jayapura, Minggu 10 Juli 2022, dikutip dari Antara.
Sebelumnya juga terungkap bahwa prajurit TNI Praka AKG juga menjual 10 butir peluru kaliber 5,56 mm kepada KKB Papua dengan harga Rp 2 juta. Setelah Tangkap Pengkhiatan Negara Pemasok Amunisi KKB Papua, TNI Amankan Senjata dan Amunisi di Perbatasan
Dengan demikian, harga per butir perluru Rp 200 ribu.
Dilansir dari Surya.co.id, setelah tangkap pengkhianat negara pemasok amunisi KKB Papua, pasukan TNI berhasil mengamankan senjata dan amunisi di perbatasan.
Dilansir dari Dispenad, Brigjen TNI E Reza Pahlevi selaku Komandan Komando Pelaksana Operasi (Dankolakops) Korem 174/ATW memberikan apresiasi kepada satgas pengamanan perbatasan Yonif 410/Alugoro mengamankan 1 pucuk senjata rakitan laras panjang jenis Garand dan 8 butir munisi call 5,56 mm didalam mobil Daihatsu Xenia Nomor Polisi PA 7184 GB.
Senjata dan amunisi ini diamankan saat personel Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 410/Alugoro melaksanakan sweeping rutin di Pos Camp Modern kampung Asiki Distrk Jair Kabupaten Boven Digoel Papua dipimpin Pasi Intel Satgas Yonif 410/Alugoro Kapten Inf Ary Perdana Adzasyli.
Hal itu disampaikan usai menerima senjata dan munisi serta penandatanganan berita acara penyerahan 1 pucuk senjata rakitan laras panjang dan 8 butir munisi call 5,56 mm serta sebilah parang.
Saat ditemukan senjata rakitan laras panjang jenis Garand dan 8 butir munisi call 5,56 mm tersebut berada dalam mobil kondisi terbungkus terpal dan diletakan di atas tempat duduk/ jok belakang mobil.
Brigjen TNI E Reza Pahlevi usai menerima penyerahan senjata dan munisi tersebut serta penandatanganan berita penyerahan senjata dan munisi di Makorem 174/ATW yang didampingi Kepala Staf Korem 174/ATW, Kepala Seksi Intelijen Korem 174/ATW dan Dandenpal Merauke mengatakan bahwa asal usul kepemilikan senjata rakitan laras panjang dan munisi tersebut perlu dilakukan pendalaman lebih lanjut.
Karena di daerah perbatasn RI-PNG khususnya sektor Selatan ini masih banyak jalan tikus yang bisa dijadikan jalur penyelundupan baik senjata, ganja/narkoba dan barang-barang terlarang lainnya.