Gridhot.ID - Aksi kekejaman KKB Papua kepada warga sipil kembali terjadi di Kabupaten Nduga pada Sabtu (16/7/2022).
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) menyebut wilayah Intan Jaya, Puncak Papua dan Nduga merupakan medan perang.
KKB Papua mengingatkan agar warga pendatang yang mereka sebut sebagai imigran segera angkat kaki.
Peringatan dari KKB Papua telah disampaikan beberapa waktu lalu oleh Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom melalui video.
Meski sudah lama, video itu kembali disebarkan bertepatan dengan insiden pembantaian warga sipil oleh KKB Papua di Kampung Naggolait, Distri Kenyam, Kabupaten Nduga pada Sabtu (16/7/2022).
Melansir dari Pos-Kupang.com, video berdurasi 1 menit 34 detik itu disebarkan akun Twiter Kejora Merdeka @PastiMerdeka dan Koteka Pastor @KotekaPastor.
"Sdh diperingatkan dari dulu tapi toh, kepalanya keras seperti batu," tulis Kejora Merdeka di keterangan video.
"Selama siang warga dunia. Saya Sebby Sambom Juru Bicara TPNPM-OPM atas nama Panglima Tinggi, atas nama Tuhan, moyang bangsa Papua, atas nama rakyat dan semua pejuang Papua Merdeka, kami dari Manajemen Markas Pusat Komnas peringatan keras kepada semua orang Indonesia, warga imigran yang datang cari makan di Papua, baik di daerah konflik perang, kami beri peringatan kepada Anda untuk segera tinggalkan daerah konflik perang," kata Sebby.
Sebby Sambom meminta warga pendatang segera tinggalkan Intan Jaya, Puncak Papua dan Nduga.
"TPNPB-OPM tidak akan tanggungjawab jika Anda mati di sana, dengan alasan tukang bangunan ka tukang ojek ka, tidak ada alasan," tegasnya.
"Kami sudah umumkan wilayah itu wilayah perang. Biarkan TNI Polri, pasukan setan ka, harimau ka buaya, yang datang tinggal di situ, lawan dengan TPNPB-OPM," tambah Sebby.
Pernyataan itu terkesan membenarkan perilaku keji yang dilakukan KKB dengan membantai warga sipil, termasuk seorang pendeta.
Sebelumnya, pembantaian warga sipil oleh KKB Papua terjadi di Kampung Nanggolait, Kabupaten Nduga, Sabtu (16/7/2022).
Sebanyak 11 warga tewas dan dua lainnya luka-luka.
Polda Papua mengungkap adanya keterlibatan Egianus Kogoya dan Yotam Bugiangge dalam tragedi pembantaian warga sipil di Nduga.
Egianus Kogoya yang diidentifikasi sebagai pimpinan KKB Nduga dan Yotam Bugiangge yang merupakan pecatan TNI disebut sebagai otak dalam pembantaian itu.
"Jumlah mereka sudah kita kantongi, mereka sudah bergabung, Egianus Kogoya dan Yotam Bugiangge," kata Direskrimum Polda Papua, Kombes Faizal Ramadhani saat dihubungi Kompas.com, Rabu (19/7/2022).
Keterlibatan keduanya terungkap setelah Satgas Damai Cartenz dan TNI berhasil melakukan olah TKP dan menanyai beberapa saksi yang sempat melihat tragedi berdarah itu.
Korban yang selamat sudah bisa memberi keterangan kepada polisi untuk mengungkap pelaku pembantaian.
Faizal menyampaikan, saat hendak mengevakuasi jenazah terakhir di Kampung Nogolait, aparat keamanan selalu diganggu dan terlibat kontak senjata dengan KKB selama 3 hari.
"Kita diganggu terus, mereka berdua (Egianus Kogoya dan Yotam Bugiangge) memang terlihat," kata dia.
Sebagai informasi, Yotam Bugiangge merupakan pecatan TNI yang kabur dari kesatuannya sejak 21 Desember 2021.
Saat kabur, Yotam Bugiangge berpangkat Prada dan membawa satu pucuk senjata api SS-2 V1 tanpa amunisi.
Melansir Fotokita.id, foto Yotam Bugiangge yang kabur sambil membawa senjata sudah tersebar di media sosial.
Melalui laman fanpage Papua Merdeka, pengelola saluran komunikasi pihak yang ingin berpisah dari NKRI itu membagikan foto Yotam.
Mereka memberikan keterangan, "Oknum Prajurit TNI di Papua Kabur Bawa Senjata Serbu Mematikan, Pelurunya Standar NATO. Kesatuan Batalyon 756 Wimane Sili dibuat geger dengan kaburnya seorang oknum prajuritnya, Prada Yotam Bungiangge yang bertugas di Kompi Senapan (Kipan) C Senggi waris Arso Perbatasan Negara PNG."
Sebagai informasi, senjata SS2-V1 merupakan buatan PT Pindad.
Sebagai produsen senapan serbu SS2-V1, disebutkan senapan mematikan ini memiliki peluru kaliber standar NATO, yakni 5.56 mm.
SS2-V1 merupakan varian pertama dari keluarga SS2 dengan panjang laras 460 mm.
Senjata ini disebut sangat efektif mengenai target hingga sejauh 400 meter.
Salah satu fitur SS2 adalah charging handle yang akan tertarik ke belakang saat peluru telah habis, pengguna hanya perlu mengganti magazine, kemudian menekan tombol bolt-catch tanpa mengokang, dan senjata pun akan kembali siap untuk ditembakan.
(*)
Penulis | : | Candra Mega Sari |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar