Gridhot.ID - KKB Papua di Tanah Indonesia melakukan teror mengerikan.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, baru-baru ini saja KKB Papua melakukan penembakan hingga menyebabkan 11 orang tewas.
Pergerakan KKB Papua di sepanjang tahun 2022 ini memang dipenuhi teror belaka.
Sementara itu, pentolan KKB Papua, Benny Wenda pilih main bersih di luar negeri.
Dirinya berusaha mencari dukungan internasional atas kemerdekaan Papua Barat.
KKB Papua terus berupaya memisahkan wilayah Papua Barat dari Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI.
Bahkan baru-baru ini, Bos KKB Papua mengaku bakal mengambil alih urusan negara di Papua Barat.
Dikutip Gridhot dari Tribun Palu, Bos KKB Papua Benny Wenda juga mengklaim telah membentuk kabinet dan menunjuk Perdana Menteri Edison Waromi.
Benny Wenda menyampaikan itu saat kunjungan hari terakhir di Port Vila, Vanuatu.
Dia juga menyampaikan bahwa siap berdialog dengan Presiden Joko Widodo. Namun sampai dengan saat ini Indonesia hanya diam.
“Pada tahun 2019, saya mengumumkan bahwa saya siap untuk berdialog dengan Presiden Indonesia dalam perjalanan untuk Negara Papua Barat, melalui dialog untuk pengakuan berdaulat negara kami yang telah dicuri Indonesia. Inilah posisi saya sekarang. Sejak itu Indonesia diam,” kata Benny Wenda, dilansir dari thetpn-pbnews.com, Kamis 28 Juli 2022.
Benny Wenda membandingkan dengan perjuangan merebut kemerdekaan bagi Negara Vanuatu. “Kami mengikuti jejak perjuangan Kemerdekaan Pemimpin Vanuatu dengan pengibaran Bendera Vanuatu oleh Pemerintah Sementara Rakyat (Partai Nasional Hebrides Baru) pada November 1977."
"Akhirnya Resident Commission Inggris dan Prancis setuju untuk mendengarkan mereka berbicara tentang aspirasi politik mereka untuk melepaskan diri dari kolonialisme setelah 74 tahun pemerintahan kolonial bersama, pada tanggal 30 Juli 1980,” tambah Benny Wenda.
Dia yakin bahwa Jakarta (Indonesia) yang sekarang diam, akhirnya akan setuju untuk duduk untuk berbicara tentang West Papua’s Freedom seperti yang dilakukan Inggris dan Prancis.
"Para pemimpin ULMWP sekarang sudah siap untuk menentukan nasib politik di tangan mereka. Jadi, percayakan kami untuk mulai terlibat dengan Indonesia. Itulah posisi kami saat ini,” ujarnya.
Benny Wenda berharap Indonesia mengizinkan Komisiner Tinggi PBB untuk mengunjungi Papua Barat, sebagaimana permintaan 108 negara anggota ACP serta UE.
Menurutnya, Indonesia menerapkan taktik penundaan selama tiga tahun terakhir. “Doa saya agar PIF mengulangi seruannya sesuai dengan resolusinya,” ucapnya.
Selain itu, Benny Wenda mendesak Indonesia menarik 25 ribu anggota TNI dari Papua Barat. Kehadiran TNI berdampak warga lokal mengungsi dari desanya.
“Para pengungsi pribumi kemudian harus kembali ke desa mereka. Kita tahu bahwa banyak dari mereka yang kelaparan dan banyak dari mereka telah meninggal."
“Sekarang orang-orang fokus pada perang di Ukraina tetapi bagaimana dengan enam puluh tahun jika perang terjadi di wilayah? Inilah sebabnya saya menantang saudara-saudari Melanesia untuk melihat dulu saudara-saudara Anda yang menderita di Papua Barat sekarang,” kata Benny Wenda.
Dia menyebut kehadiran 25 ribu anggota TNI mengakibatkan perpindahan 100.000 orang Papua Barat dari pemukiman mereka. Hampir 450 orang telah meninggal dalam lima tahun terakhir. Ia menyebut tujuh pendeta telah dibunuh oleh militer Indonesia.
Saat dia berbicara, dia mengatakan orang-orangnya masih di semak-semak. Untuk itu, ia meminta Komisaris Tinggi PBB untuk mengunjungi Papua Barat, serta perwakilan dari Afrika Karibia Pasifik (ACP) dan Uni Eropa (UE).
“Ini adalah doa saya agar Pemerintah Perdana Menteri Bob Loughman saat ini juga akan menyinari Komisaris Tinggi PBB untuk mengunjungi Papua Barat,” tambahnya.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Palu |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar