Bahkan, Sri Mulyani mengatakan, hubungan dagang, investasi, lalu lintas manusia, arus modal dan arus informasi dan barang tidak banyak terdisrupsi selama puluhan tahun terakhir.
Sehingga, ketegangan China dan Taiwan ini bisa mendorong banyak negara miskin semakin jatuh lagi, sehingga negara-negara tersebut harus meningkatkan ketahanan ekonominya agar tidak tergerus.
"Artinya proteksionisme kemungkinan akan semakin besar, blok akan semakin menguat. Hubungan investasi perdagangan tidak lagi berdasarkan kepada flow of goods dan capital serta manusia yang bebas namun sudah diperhitungkan dari sisi aspek geopolitik," jelasnya.
Maka itu, Sri Mulyani mengatakan, Indonesia sebagai salah satu anggota Presidensi G20 dengan perekonomian terbesar, harus memahami konteks dan dampak dari geopolitik tersebut, sehingga bisa mengatasi risiko yang akan ditimbulkan nantinya. (*)
Source | : | Kontan.co.id,AP News |
Penulis | : | Siti Nur Qasanah |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar