Saat menuju kakus di belakang gubuknya, dia menemukan seekor ular sanca batik yang sedang meringkuk di jalan setapak.
“Bulu di belakang leher saya berdiri dan saya berteriak minta tolong,” kenangnya sebagaimana dilansir National Geographic pada 2011 silam.
Mendengar teriakannya, enam sampai tujuh orang Agta melompat dari semak-semak di sekitarnya dan mulai tertawa.
Ular raksasa sering menyerang orang dalam cerita fantasi dan fiksi ilmiah, tetapi serangan semacam itu bukan hanya fiksi.
Seiring pergaulannya dengan orang Agta, Headland kemudian tahu bahwa seperempat dari semua populasi Agta telah diserang oleh ular piton.
Headland dan istrinya pertama kali tiba di Filipina pada tahun 1962, tiga minggu setelah mereka menikah di Minnesota, Amerika Serikat.
Mereka hidup dengan Agta selama 24 tahun, dan masih kembali ke hutan setiap tahun.
“Saya telah tinggal di hutan hujan lebih lama daripada ilmuwan Amerika mana pun,” katanya.
"Saya telah melihat hal-hal yang saya lihat di film Tarzan ketika saya masih kecil."
Itu termasuk banyak ular raksasa.