Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Ilmuwan Lari Terkencing-kencing, Nyawa Warga Suku Pedalaman di Asia Tenggara Ini Selalu Terancam Ular Raksasa, Lengah Sedikit Langsung Dicaplok dan Ditelan Hidup-hidup

Angriawan Cahyo Pawenang - Senin, 15 Agustus 2022 | 16:13
(Ilustrasi) Detik-detik seekor ular raksasa menelan buaya
Martin Muller/GG Wildlife Rescue Inc at Facebook via Kompas.com

(Ilustrasi) Detik-detik seekor ular raksasa menelan buaya

Gridhot.ID - Ular menjadi salah satu binatang yang memiliki ukuran berbagai macam.

Dari yang kecil hingga yang paling besar ada di tiap jenisnya.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, bahkan pernah ada ular yang beratnya bisa mencapai 1,3 ton melebihi Anaconda.

Ular tersebut adalah Titanoboa yang kini sudah punah akibar perubahan iklim.

Sementara itu, di zaman sekarang ular raksasa masih dipegang anaconda dan sanca atau piton.

Ular-ular in bahkan bisa lebih besar dari manusia.

Tak jarang, manusia bisa diserang dalam sekali caplokan jika lengah terhadap kehadiran ular-ular ini.

Kisah ular raksasa yang menyerang manusia, bukan hanya di film-film atau kisah dongeng saja.

Dikutip Gridhot dari Intisari, kejadian ini benar-benar dialami oleh seorang peneliti yang sedang tinggal di lokasi penelitiannya.

Ketika antropolog Thomas Headland pertama kali bertemu dengan ular terpanjang di dunia, dia sedang dalam perjalanan ke kakus.

Baca Juga: Tuduhan Pelecehan Putri Candrawathi Hanya Skenario Palsu, Zoya Amirin Didesak Minta Maaf ke Keluarga Brigadir J, Netizen: Udah Fitnah, Ngomong Nggak Ada Buktinya!

Headland tinggal di hutan hujan Filipina dengan sekelompok suku pemburu-pengumpul yang disebut Agta.

Saat menuju kakus di belakang gubuknya, dia menemukan seekor ular sanca batik yang sedang meringkuk di jalan setapak.

“Bulu di belakang leher saya berdiri dan saya berteriak minta tolong,” kenangnya sebagaimana dilansir National Geographic pada 2011 silam.

Mendengar teriakannya, enam sampai tujuh orang Agta melompat dari semak-semak di sekitarnya dan mulai tertawa.

Ular raksasa sering menyerang orang dalam cerita fantasi dan fiksi ilmiah, tetapi serangan semacam itu bukan hanya fiksi.

Suku Agta sudah terbiasa berhadapan dengan ular raksasa
Arsip National Geographic

Suku Agta sudah terbiasa berhadapan dengan ular raksasa

Seiring pergaulannya dengan orang Agta, Headland kemudian tahu bahwa seperempat dari semua populasi Agta telah diserang oleh ular piton.

Headland dan istrinya pertama kali tiba di Filipina pada tahun 1962, tiga minggu setelah mereka menikah di Minnesota, Amerika Serikat.

Mereka hidup dengan Agta selama 24 tahun, dan masih kembali ke hutan setiap tahun.

“Saya telah tinggal di hutan hujan lebih lama daripada ilmuwan Amerika mana pun,” katanya.

Baca Juga: 'Jangan Terlalu Bodoh', Kapok Bucin Selama Menikah, Nathalie Holscher Lega Pasca Menjanda, Semua Rahasia Sule Diketahui Ibunda Adzam

"Saya telah melihat hal-hal yang saya lihat di film Tarzan ketika saya masih kecil."

Itu termasuk banyak ular raksasa.

“Tiga atau empat kali, ular piton datang ke kamp dan membunuh ayam. Suatu kali, seorang pria melihat seekor ular melilit anjingnya, dan dia membunuhnya dengan parang."

"Istri saya membunuh satu ular sanca dan saya membunuh satu,” kata Headland.

Yang terbesar yang pernah dilihatnya adalah monster setinggi 6,9 meter, ditembak oleh tetangganya.

Itu adalah piton terbesar ketiga yang pernah tercatat.

Piton adalah ular terpanjang di dunia.

Betinanya biasanya memiliki berat 75 kilogram dan tumbuh lebih panjang dari 7 meter.

Agta, sebaliknya, adalah orang kecil.

Baca Juga: Lowongan Kerja BUMN LPP Agro Nusantara untuk Lulusan S1, Berikut Syarat dan Cara Daftarnya

Tinggi orang dewasanya mencapai sekitar 1,4 meter dan berat sekitar 44 kilogram.

Pada tahun 1976, Headland mulai secara resmi mewawancarai Agta tentang pertemuan mereka dengan ular sanca.

Seluruh populasi hanya mencakup 600 individu, dan Headland berhasil berbicara dengan 120 dari mereka.

Surveinya, “mencakup sekitar tujuh dekade kenangan” menunjukkan bahwa 26 persen pria Agta telah diserang ular sanca, dibandingkan dengan hanya 2 persen wanita.

Lagipula, pria menghabiskan lebih banyak waktu di hutan.

Sebagian besar, Agta menangkis ular dengan parang atau senapan.

Hanya enam orang yang benar-benar terbunuh dalam rentang waktu 39 tahun, termasuk seorang pria yang ditemukan di dalam perut ular, dan dua anak yang dimakan oleh ular piton yang sama.

Tapi Agta bukan hanya korban. Mereka adalah pembunuh piton yang mahir.

Setiap pria setidaknya pernah membunuh satu piton sekali dalam hidup mereka.

(*)

Source :Kompas.com intisari

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x