"Semua sedang dihitung, kalau naik nanti kontribusi ke inflasinya berapa karena akan dorong inflasi. Bu Menkeu sudah kasih sinyal karena APBN terbatas. Kemampuan APBN ini ada batasnya makanya perlu dibuka wacana perhitungan. APBN kita terlalu berat buat absorsi itu sehingga harus dipahami rakyat. Kalaupun naik kita akan umumkan," jelasnya.
Menkeu Sri Mulyani Indrawati baru-baru ini menuturkan, negara telah menggelontorkan anggaran subsidi dan kompensasi energi sebesar Rp 502,4 triliun pada tahun ini, naik dari anggaran semula sebesar Rp 152,1 triliun.
Penambahan anggaran itu menjadi upaya untuk menahan harga BBM naik di masyarakat di tengah melonjaknya harga komoditas energi global.
Sri Mulyani pun menyoroti volume konsumsi BBM yang sudah sangat tinggi. Ia sempat meminta PT Pertamina (Persero) untuk melakukan langkah guna mengendalikan konsumsi BBM agar tidak semakin membebani APBN.
Adapun Pertamina mencatat, BBM bersubsidi jenis solar sudah disalurkan sebanyak 9,9 juta kiloliter sampai Juli 2022, sedangkan kuotanya 14,9 juta kilo liter.
Sementara Pertalite sudah disalurkan sebanyak 16,8 juta kilo liter dari kuota 23 juta kilo liter.
(*)