Pada Tahun 1993, dia mengikuti pendidikan di PTIK dan lulus dengan predikat terbaik. Kemudian, kembali berdinas di Polres Metro Jakarta Pusat, Jabatan lainnya yakni Kasat Reserse Polres Metro Jakarta Selatan lalu Wakasat Ekonomi Polda Metro Jaya.
Pada 2002, dia mengikuti pendidikan Sespimpol dan lulus dengan predikat terbaik untuk penulisan Naskah Strategis.
Rycko juga pernah menduduki jabatan strategis antara lain Kapolres Metro Jakarta Utara, Kepala Lembaga Kerjasama Pendidikan Dit PPITK PTIK, lembaga yang menginduk pada Lemdikpol, kemudian Wakapolda Jabar, Kepala STIK dulu dikenal PTIK.
Rycko pernah mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Bareskrim yang melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Kota Batu, Malang, Jawa Timur.
Dia meraih penghargaan dari Kapolri saat itu Jenderal Sutanto bersama koleganya antara lain Tito Karnavian, Petrus Reinhard Golose, dan Idham Azis.
Soal pendidikan, pria kelahiran Bogor 14 Agustus 1966 ini memiliki intelektualitas cukup tinggi. Usai lulus Akpol, dia mengambil studi S2 Ilmu Administrasi di Universitas Indonesia (UI) pada tahun 2001, Doktoral (S3) pada Kajian Ilmu Kepolisian UI pada 2008 dengan predikat cum laude.
Lantas, Rycko diangkat sebagai Guru Besar dalam jabatan Profesor di bidang ilmu Kajian Ilmu Kepolisian pada Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) pada 1 Agustus 2020 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim.
Pada Maret 2022, Rycko sempat menggelar rapat koordinasi dan memberikan arahan kepada jajaran Lemdiklat Polri.
Ia meminta dalam mendidik calon polisi, tidak hanya bisa dilakukan hanya dengan memberikan ilmu dan keterampilan.
Mantan Kapolda Jawa Tengah itu meminta ke depan juga ditanamkan keimanan bagi calon polisi.

Nasihat Komjen Rycko
"Mendidik seorang calon Polisi dengan hanya memberikan kecerdasan dan keterampilan, tanpa menanamkan keimanan dan ketakwaan agar memiliki akhlak yang mulia, sama saja menciptakan monster di masa depan," kata Rycko dikutip dari akun Instagram Lemdiklat Polri, Minggu (14/3/2022).