Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

'Polisi Liar' Pelat Jakarta Datangi Bisnis Tambang Putrinya, Susno Duadji Ngadu ke Kabareskrim Polri hingga Ungkap Hal Tak Biasa Ini

Desy Kurniasari - Rabu, 24 Agustus 2022 | 19:13
Kolase Foto Kabareskrim Komjen Agus Andrianto dan Mantan Kabareskrim Komjen (Purn) Susno Duadji. Kondisi tak biasa dialami eks Kabareskrim Komjen (Purn) Susno Duadji usai lanang bersuara di kasus yang menjerat Ferdy Sambo.
Kolase Foto TribunJakarta

Kolase Foto Kabareskrim Komjen Agus Andrianto dan Mantan Kabareskrim Komjen (Purn) Susno Duadji. Kondisi tak biasa dialami eks Kabareskrim Komjen (Purn) Susno Duadji usai lanang bersuara di kasus yang menjerat Ferdy Sambo.

GridHot.ID - Vokal menganalisis kasus Brigadir J, eks Kabareskrim Komjen (Purn) Susno Duadji mengaku bisnis anaknya didatangi sejumlah polisi liar.

Mengutip Tribunjateng.com, Susno Duadji menanggapi kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J dengan tersangka Irjen Ferdy Sambo, istrinya, serta sejumlah ajudannya dan sejumlah kejanggalan di balik kasus tersebut.

Sejak mencuatnya kasus penembakan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Pol (Purn) Susno Duadji termasuk sosok yang paling vokal bersuara.

Susno Duadji berkali-kali tampil di berbagai media massa menjadi narasumber membahas kasus yang terjadi di di rumah dinas mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Irjen Ferdy Sambo itu.

Sejak awal dalam analisisnya, Susno sudah melihat ada banyak keganjilan dalam kasus penembakan Brigadir J.

Apalagi ketika Bharada Ricardo Eliezer Puding Lumut alias Bharada E ditetapkan menjadi tersangka, ia melihat ada ketidakadilan.

Lantaran itu pula ia mendesak agar kasus ini diusut tuntas seterang-terangnya.

Namun lantaran sikap vokalnya itu pula Susno sempat mendapat "teror" dari pihak-pihak yang tidak senang.

Dilansir dari tribunjakarta.com, kondisi tak biasa dialami eks Kabareskrim Komjen (Purn) Susno Duadji usai lantang bersuara di kasus yang menjerat Ferdy Sambo.

Hal tersebut mengakibatkan bisnis putrinya didatangi sejumlah polisi liar.

Susno Duadji menjelaskan polisi-polisi itu datang naik mobil dinas dengan pelat Jakarta.

Baca Juga: Mahir Bahasa Rusia Sampai Jadi Sarjana, Irma Hutabarat yang Dampingi Ayah Brigadir J di Wisuda Almarhum Putranya Ternyata Bukan Sosok Biasa, Ini Profilnya

Ia menduga orang-orang tersebut dari kelompok polisi yang tak suka dirinya banyak omong soal kasus yang menjerat Ferdy Sambo.

Menurut dia, kedatangan mereka tak lain untuk meneror.

"Polisi-polisi liar" itu mendatangi usaha pertambangan milik putri Jenderal Bintang Tiga itu di Lahat, Sumatera Selatan pada 16 Agustus 2022 lalu.

Bukan tanpa alasan Susno Duadji menyebut mereka sebagai "polisi liar".

Pasalnya, polisi-polisi yang mendatangi usaha pertambangan putrinya itu tanpa membawa surat tugas.

"Baru beberapa hari lalu sejumlah anggota polisi tiba-tiba datang ke tempat usaha (pertambangan, red) anak saya di Lahat," kata Susno Duadji di kantor redaksi Tribunnews.com di Palmerah, Jakarta Selatan, Senin (22/8/2022).

Susno Duadji mengaku tak satupun polisi mendatangi usaha pertambangan anaknya menunjukkan surat tugas.

Ia tak menyebutkan pertambangan apa yang dimiliki anaknya itu.

Tetapi, Susno Duadji mengungkapkan polisi yang datang ke tempat usaha anaknya itu berasal dari Jakarta dengan membawa mobil dinas.

Termasuk di dalamnya mobil Indonesia Automatic Fingerprint System atau Inafis.

"Ini pelat mobilnya dari Jakarta. Ada mobil Inafis juga," ucap Susno Duadji.

Baca Juga: Bisnis Putrinya di Lahat Tiba-tiba Didatangi Oknum Polisi dari Jakarta, Susno Duadji Hubungi Kabareskrim, Komjen Agus Andrianto Ungkap Hal Tak Biasa: Liar Itu Bang!

Ia sempat memperlihatkan foto-foto anggota polisi dan mobil dinasnya yang mendatangi bisnis anaknya pada 16 Agustus 2022 lalu itu.

Susno Duadji melanjutkan, "Kalau enggak mau neror saya atau anak saya, apalagi tujuannya?"

Lalu, Susno Duadji menghubungi Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto.

Komjen Agus Andrianto, kata Susno, mengungkapkan tidak pernah mengirimkan anggotanya ke tempat bisnis putrinya itu.

"Wah, liar itu Bang," kata Agus Andrianto kepada Susno Duadji melalui telepon.

Lalu dari mana polisi-polisi yang datang ke tempat usaha anaknya itu?

"Mungkin mereka mau meminta saya diam. Tapi saya tidak akan takut," kata Susno Duadji.

Eks Wakil Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) itu mengaku tidak akan diam.

Ia berjanji akan terus bersuara selama masih melihat ada ketidakadilan dalam kasus penembakan Brigadir J.

Tak peduli harus menghadapi banyak teror.

"Saya ini mantan polisi, 35 tahun berkarier sebagai polisi. Sering nangkap orang. Pernah juga ditangkap. Walaupun penangkapan itu sebuah rekayasa," kata Susno.

Baca Juga: Hancurkan Masa Depan Bharada E, Ferdy Sambo Berjanji Akan Lakukan Ini untuk Tebus Dosanya pada Richard Eliezer

Ia bercerita sewaktu akrif jadi anggota Polri pernah mengalami ketidakadilan sehingga ditangkap dan dituduh korupsi.

Menurutnya, apa yang dialaminya itu hanya mengarah pada harga dirinya seorang.

"Tapi dalam kasus (Brigadir J, red) ini, rekayasanya menyangkut nyawa. Ada yang tewas. Ada keluarga yang kehilangan anaknya."

"Saya enggak bisa terima yang seperti ini. Karena itu saya akan terus bersuara. Saya tidak akan takut dengan teror-teror seperti itu," tegas Susno Duadji.

Ungkit Kuatnya Kadiv Propam Polri

Susno Duadji juga turut membeberkan sebarap kuatnya posisi Kadiv Propam Polri.

Menurut dia, Kadiv Propam Polri dapat menentukan seorang aparat Polri yang ingin bersekolah, naik pangkat hingga segala hal terkait promosi jabatan.

"Dia yang menentukan hitam putih seorang aparat mau promosi," beber Susno Duadji.

Ia mencontohkan seorang anggota Polri yang diperiksa oleh Propam karena ada laporan terkait suatu masalah, bisa batal mendapat kenaikan pangkat.

Lebih lanjut, soal hitam putih promosi jabatan, seorang Kadiv Propam jadi kepanjangan tangan Kapolri.

Pasalnya, laporan Kadiv Propam ke Kapolri ini jadi catatan khusus apakah seseorang anggota Polri akan digeser dari jabatan setelah itu atau tidak.

Baca Juga: Lulusan Universitas Indonesia, Aktivis yang Kawal Ayah Brigadir J Hadiri Wisuda Punya Rekam Jejak Mentereng, Sosoknya Pernah Jadi Konsultan Komunikasi TNI AD

"Ini sampai ke bawah sampai ke Kapolres Indonesia," terangnya.

Ia memberikan contoh lain. Bila ada pengaduan masyarakat di mana pelayanan di satu Polres atau Polsek tidak bagus atau diduga terlibat melindungi narkoba, maka akan jadi catatan Propam.

Propam akan memberikan pertimbangan apakah polisi yang terlibat dapat dipromosikan apa tidak.

"Artinya Propam ini menentukan nasib seseorang termasuk karier aparat. Itu sudah lumrah dan bukan hanya di Polri tapi termasuk di kementerian di militer di institusi lain orang-orang yang mengganjal jabatan seperti ini ya yang menentukan nasib orang yang powerfull, di atas dia ini ya Kapolri," jelas Susno.

Terkait kasus pembunuhan Brigadir J, Mabes Polri telah menetapkan mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo sebagai tersangka.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah mencopot posisi Ferdy Sambo sebagai Kadiv Propam Polri dan kini menahannya.

Tak hanya itu, Timsus Polri bentukan Kapolri juga mendapati puluhan anggota Polri diduga terlibat merekayasa pembunuhan Brigadir J.

Mereka dari berbagai tingkatan, mulai dari perwira tinggi, perwira menengah hingga Bintara. (*)

Source :TribunJakarta.comTribunJateng.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x