Gridhot.ID - Krisis pangan menjadi momok mengerikan di dunia.
Peperangan antara Rusia dan Ukraina membuat harga bahan-bahan pokok terutama yang berbahan dasar gandum terancam melonjak tinggi.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Indonesia pun sempat akan mengalami kenaikan harga mi instan.
Namun semenjak Rusia memberi kelonggaran sehingga Ukraina sanggup mengirimkan pasukan gandum mereka, pemerintah Indonesia menyatakan harga mi instan tak akan naik hingga tiga kali lipat.
Meski begitu, negara tetangga justru masih kelimpungan terkait masalah ini.
Dikutip Gridhot dari Kontan, Thailand akan menaikkan harga mi instan, Departemen Perdagangan mengatakan pada Rabu (24/8), menandai kenaikan harga pertama pada kebutuhan pokok harian itu dalam 14 tahun terakhir.
Ekonomi Thailand belum bangkit kembali setelah dibuka sepenuhnya untuk turis awal tahun ini, dan telah terpukul oleh inflasi tinggi selama 14 tahun terakhir dan dampak ekonomi dari perang Rusia-Ukraina.
Pemerintah Thailand membatasi harga mi instan maksimal 6 baht (sekitar Rp 2.500) per bungkus.
Tetapi, produsen besar yang cemas mendesak pemerintah untuk menaikkan batas atas menjadi 8 baht, dengan alasan biaya yang melonjak.
Departemen Perdagangan Thailand mengonfirmasi kepada AFP, seperti dikutip Channel News Asia, mereka akan menyetujui kenaikan harga mi instan menjadi 7 baht per bungkus ukuran biasa, efektif mulai 25 Agustus 2022.
Berita itu muncul setelah lima produsen mi instan utama Thailand-Wai Wai, Mama, Yam Yam, Sue Sat, dan Nissin-mengajukan petisi kepada Departemen Perdagangan untuk kenaikan harga.