"Kami menghadapi kenaikan harga komoditas, harga minyak untuk ekspor," kata Veera Naphaprukchart dari Thai Preserved Food, bagian dari merek populer Wai Wai, seperti dilansir Channel News Asia.
Harga tepung terigu naik sekitar 20% hingga 30% dan harga minyak kelapa sawit mentah melonjak dua kali lipat, Naphaprukchart mengungkapkan.
Veera menyalahkan kenaikan biaya produksi pada invasi Rusia ke Ukraina, yang merupakan pemasok utama gandum ke Thailand sebelum konflik.
Pipat Paniangvait dari Thai President Food mengatakan, harga mi instan terakhir kali naik pada 2008 silam.
Masalah produsen mi instan semakin diperparah oleh biaya ekspor yang tinggi, menyusul kenaikan harga minyak dan gandum, yang berarti penjualan ke luar negeri juga tidak layak.
"Dulu, kami menjual lebih banyak di luar Thailand untuk meredam situasi di sini karena kami tidak bisa menaikkan harga secara bebas," ungkapnya, seperti Channel News Asia kutip.
Departemen Perdagangan Thailand mengatakan, akan terus memantau biaya produksi dan mengindikasikan bisa menyesuaikan harga mi instan ke depan.
(*)
Source | : | Kompas.com,kontan |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar