Ia mengatakan, pemerintah saat ini memang masih berfokus untuk menjaga anggaran subsidi dan kompensasi energi 2022 tetap sebesar Rp 502,4 triliun.
Seperti yang telah disetujui DPR RI dan ditetapkan dalam Perpres 98 Tahun 2022.
"Itu yang dijaga, karena khawatirnya kalau harganya seperti ini yang jauh dengan harga keekonomian, juga khawatirnya konsumsinya melewati, sehingga tidak sanggup lagi (melebihi anggaran)," ucap Susiwijono.
Skenario kebijakan harga BBM subsidi
Meski demikian, ia menekankan saat ini pembahasan mengenai kebijakan harga BBM subsidi masih terus berproses.
Adapun pemerintah setidaknya menyiapkan beberapa skenario.
Terdiri dari opsi menaikkan anggaran kompensasi dan subsidi energi sehingga semakin membebani APBN, mengendalikan volume Pertalite dan Solar, atau menaikkan harga Pertalite dan Solar.
Menurutnya, pembahasan di tingkat menteri ini akan selalu dilaporkan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) perkembangannya.
Nantinya, ketika pembahasan rampung maka Jokowi sebagai Kepala Negara akan memutuskan kebijakan yang dinilai tepat terkait BBM bersubsidi.
"Ini terus dilaporkan perkembangannya (ke Jokowi), setiap tahapan pasti dilaporkan. Namun ini masih berproses," tutup Susiwijono.