Dilaporkan The Moscow Times, perubahan yang diajukan Putin tersebut mencangkup penambahan jumlah total staf militer dan sipil di Angkatan Bersenjata Rusia.
Dari jumlah 1,9 juta personel, pasukan akan ditingkatkan menjadi hampir 2,04 juta orang.
Peningkatan hanya akan datang dari penambahan tentara baru, bukan pegawai sipil baru, yang berarti bahwa jumlah tentara akan meningkat dari 137.000 orang menjadi 1,15 juta orang.
Menurut dekrit Putin, militer Rusia akan beroperasi pada tingkat baru ini mulai awal tahun depan.
"Saya ingin tahu apakah ini akan berarti draf yang lebih besar. Jika itu artinya, dan terlalu dini untuk mengatakannya, itu akan menjadi kemunduran besar selama 15-20 tahun terakhir dari kebijakan personel," cuit Dara Massicot, seorang peneliti senior di think tank RAND yang berbasis di AS dan mantan analis senior di Pentagon.
"Ekspansi seperti ini adalah langkah yang anda lakukan ketika perkiraan strategis untuk masa depan di dalam Staf Umum suram, atau anda memiliki konflik atau proyek jangka panjang dalam pikiran."
Para pejabat AS memperkirakan bahwa Rusia telah kehilangan 75.000 tentara tewas dan terluka selama enam bulan pertempuran di Ukraina.
Kini, militer Rusia diyakini menderita kekurangan tenaga kerja yang akut.
Perintah terakhir Putin untuk meningkatkan jumlah militer terjadi pada tahun 2017.
Ketika itu, Putin meminta peningkatan jumlah tentara menjadi lebih dari 1 juta orang.
Sementara itu, menurut beberapa laporan media independen, jenderal Rusia percaya bahwa perang di Ukraina dapat berlangsung beberapa tahun lagi.