China dapat menggunakan pasukan atau agen khusus untuk "memenggal" sistem komando Taiwan dan merusak infrastruktur dalam serangan, dan mampu meluncurkan serangan elektronik untuk mengganggu komunikasi dan sistem komando, kata laporan yang tertanggal Kamis.
Kendala Logistik China juga dapat memblokade Taiwan dan memotong pasokan energi dan ekonominya, tambah laporan tersebut, tetapi laporan itu mencatat Beijing masih memiliki kendala transportasi dan logistik untuk meluncurkan invasi penuh.
Namun, China telah merancang kapal angkut sipil untuk latihan amfibi tahunan guna meningkatkan dukungan logistik untuk setiap serangan Taiwan, kata kementerian itu, seraya menambahkan pihaknya memperkirakan kapal induk terbaru China akan mulai beroperasi pada tahun 2025.
Invasi Rusia ke Ukraina juga sedang dipelajari China dan telah mendorong mereka untuk "memodifikasi" rencana serangan mereka ke Taiwan, kata kementerian itu, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
China telah "secara substansial mengancam keamanan pertahanan negara kami dan membahayakan perdamaian, keamanan dan stabilitas di daerah dekat Selat Taiwan," kata laporan itu, menunjuk pada latihan China yang telah meluas di luar rantai pulau pertama, sebuah langkah untuk menghentikan intervensi negara asing dalam serangan terhadap Taiwan.
China juga dapat menggunakan "taktik zona abu-abu" untuk mengubah status quo militer, kata kementerian itu, termasuk dengan mengirim pesawat tak berawak, perahu karet ke wilayah Taiwan atau mengerahkan milisi laut.
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan KompasTV, 1 September 2022, sementara itu, Taiwan mengeluarkan ancaman ke China, bakal mempertahankan diri dan menyerang balik jika wilayah Taiwan ditembus Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), pasukan militer China.
Hal itu juga berlaku di wilayah udara dan perairan Taiwan.
Ancaman itu menjadi peringatan yang tak biasa, setelah China melakukan latihan besar-besaran dan patroli di dekat pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu.
Militer China, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), mengerahkan ratusan jet tempur dan kapal perang di dekat Taiwan, setelah kedatangan Ketua DPR Amerika Serikat (AS), Nancy Pelosi, awal Agustus.
Pada beberapa kesempatan, China bahkan melintasi garis tengah selat Taiwan, perairan selebar sekitar 100 mil yang memisahkan Taiwan dan daratan China.