Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar
Gridhot.ID -Di saat motif pembunuhannya oleh Ferdy Sambo masih misterius, aksi simpatik kepada mendiang Brigadir J dan keluarganya terus mengalir.
Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan TribunJambi, 31 Agustus 2022, terbaru, nama Yosua Hutabarata atau Brigadir J diusulkan menjadi nama jalan.
Hal itu disampaikan oleh ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat.
Kata Samuel, usulan agar nama anaknya dijadikan nama jalan itu berasal dari pihak luar yang simpatik terhadap nasib sang ajudan Ferdy Sambo itu.
"Kemarin ada yang usul jalan ke makam itu dijadikan jalan Brigadir Yosua Hutabarat," kata Samuel dilansir dari Tribun Jambi, Rabu (31/8/2022).
Samuel sendiri sudah pernah ditunjukkan surat permohonan pengajuan nama tersebut.
Adapun rencananya nama jalan Brigadir Yosua Hutabarat itu akan terpampang di salah satu jalan di Desa Suka Makmur, Sungai Bahar, Muaro Jambi yang merupakan tempat kelahiran Brigadir J.
Namun Samuel mengoreksi surat permohonan jalan Brigadir J itu.
Samuel meminta agar ditambahkan gelar Sarjana Hukum (SH) di nama jalan tersebut, karena anaknya telah resmi menyandang gelar tersebut.
"Ada dibikin permohonan ke desa kan, kutengok Brigadir Yosua Hutabarat, terus saya bilang tambahin SH nya dia sudah sarjana hukum," tegasnya.
Nantinya jalan yang diusulkan diabadikan nama Brigadir Yosua berada di simpang dekat dengan pemakaman.
"Jalan ke makam itu, arah masuk ke makam," ucpanya.
Sementara itu ditambahkan Rohani Simanjutak, Bibi Brigadir Yosua mengatakan bahwa sebelumnya saat masih jaga malam menunggu proses autopsi, nama jalan Simpang Brigadir J sudah muncul.
"Memang dari kemarin kan waktu kami sering jaga malam itu, sering ditanya simpang mana? simpang Brigadir J, jadi sudah dibilang simpang Brigadir J," jelasnya.
Saat ini simpang arah ke makam tersebut dinamakan Simpang Yanto, namun nama tersebut bukan nama resmi, digunakan karena orang yang pertama mendirikan rumah disitu bernama Yanto.
Namun semenjak Brigadir J dimakamkan di dekat simpang tersebut, sering dibilang simpang Brigadir J.
"Jadi dari situ mulainya, makanya ada yang usul ngirim surat permohonan," ucapnyaNamun sang ayah sendiri saat ini masih belum tahu apakah surat permohonan tersebut telah sampai kepada Kepala Desa atau belum.
Makam Akan Dibangun
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan TribunJakarta 2 September 2022, selain soal pemberian nama jalan, makam Brigadir J juga rencananya akan dibangun lebih indah.
Hal itu disampaikan salah satu perwakilan Organisasi Jaringan Suara Nasional asal Tanah Karo, Sumatera Utara, Ocha Sebayang yang mengunjungi makam Brigadir J di pemakaman umum Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungai Bahar, Muaro Jambi, Rabu (31/8/2022).
"Agenda kami 40 hari melepas kepergian belaiu, semoga beliau tenang dan damai di sisi Allah yang maha kuasa," ucap Ocha.
Melihat kondisi makam setelah hari ke 40 ini, wanita asal Tanah Karo ini berencana akan melakukan perbaikan ataupun membangun makam agar lebih baik lagi.
"Saya akan berusaha nanti dengan tim kami untuk mendanai ini, untuk mendanai pembangunan makam Yosua biar kelihatan rapi," ujarnya.
Ia mengatakan dirinya sudah berkomunikasi dan menyampaikan niat baiknya kepada keluarga, karena tentu pembangunan ini harus melalui persetujuan keluarga.
"Saya sudah bicara tadi dengan orang tuanya, mudah mudahan ini nanti kami ada rezeki, kami akan kesini kembali dengan orang tuanya untuk membangun makam ini," harapnya.Motif Masih Misterius
Diketahui, sampai saat ini motif dari pembunuhan Brigadir J yang didalangi Ferdy Sambo masih misterius.
Terbaru ada spekulasi soal dugaan cinta terlarang antara Putri Candrawathi dan Kuat Maruf yang dipergoki Brigadir J.
Kali ini diungkapkan oleh mantan kuasa hukum Bharada E, Deolipa Yumara.
Deolipa mengatakan hal itu berdasarkan perbincangannya dengan Bharada E sewaktu dia masih menjadi kuasa hukum pembunuh Brigadir J itu.
Kata Deolipa, Bharada E mengaku cukup lama curiga adanya hubungan terlarang yang terjadi antara istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dengan Kuat Maruf, sopirnya sekaligus asisten rumah tangganya.
"Jadi Bharada Eliezer ini kan bilang, dan dia sudah merasakan.
Eliezer ngomong 'Saya curiga bang itu si Kuat ada main sama Putri'. Oh pantes, jawab saya," kata Deolipa di tayangan TV One, Senin (29/8/2022).
Karenanya, kata Deolipa, dugaan kuat motif pembunuhan terhadap Brigadir J terjadi, adalah karena Kuat dan Putri ingin menyembunyikan hubungan terlarang mereka selama ini, yang diketahui Brigadir J.
"Jangan sampai motif pembunuhan ini karena Yosua melecehkan Putri di Magelang, gak ada itu.
Yang ada adalah saat itu Kuat dan Putri lagi making love, ketahuan Yosua. Makanya Yosua yang dikejar dan dincar," kata Deolipa.
Asumsi tersebut, kata Deolipa, cocok karena saat itu Putri Candrawathi langsung menelepon Bharada E dan Bripka Ricky yang sedang mengantar makanan ke sekolah anak Ferdy Sambo di sekolah Taruna Nusantara.
Sementara di sisi lain, Kuat menelepon Ferdy Sambo.
Kuwat dan Putri kata Deolipa kompak melakukan itu untuk membuat skenario agar Ferdy Sambo marah dan memberikan 'pelajaran' ke Brigadir J.
"Jadi begitu ketahuan, itu makanya Putri nelpon Bripka RR dan Kuat nelepon ke Sambo.
Tujuannya menyamakan persepsi mereka di sana, agar hubungan Kuwat dan Putri gak tercium, dan seolah-olah Yosua pelaku pelecehannya. Jadi Yosua ini adalah korban," papar Deolipa.
Menurut Deolipa, adanya dugaan hubungan asmara Kuat dan Putri terjadi, karena Kuat sudah lebih 10 tahun menjadi sopir Putri Candrawathi.
"Kuat ini ikut mereka sudah 10 tahun lebih sejak Ferdy Sambo masih AKBP. Kuat ini kan orang dari Brebes, ikut Sambo sejak AKBP di sana," katanya.
Deolipa menjelaskan dengan adanya pengaduan Kuat ke Sambo yang menyatakan bahwa Brigadir J sudah melecehkan Putri Candrawathi, membuat Ferdy Sambo murka dan marah.
"Namanya Sambo psikopat, dengar aduan seperti itu dari Kuat dan Putri, nalarnya tidak jalan dan merancang skenario, sehingga Yosua jadi korban," katanya.
Sementara itu, terkait rekonstruksi yang akan digelar di rumah Ferdy Sambo dan menghadirkan 5 tersangka, kata Deolipa tidak akan mengungkap motif.
"Yang direkonstruksi di sana, adalah terjadinya penembakan seperti yang ada di BAP dan melihat kesesuaiannya antara keterangan 5 tersangka. Tapi tidak akan mengungkap motif," kata Deolipa.
Menurutnya dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J ini, motif tidak terlalu penting. Yang terpenting adalah pembuktian adanya pembunuhan berencana yang dilakukan ke lima tersangka.
"Motif tidak terlalu penting, tapi bisa ada untuk menguatkan. Asal saja, jangan sampai motifnya karena peleceha Brigadir J ke Putri. Karena itu sangat tidak mungkin," kata Deolipa.
Justru kata Deolipa, berdasar keterangan dan analisa Bharada E, motif yang sangat mungkin adalah karena Kuat dan Putri melakukan perbuatan asusila yang dipergoki Brigadir J.
"Karena ketahuan Joshua, pada akhirnya Joshua yang jadi korban," katanya.Terkait laporan Kuwat bahwa ia melihat Brigadir J membopong Putri Candrawathi, justru menurut Deolipa yang mungkin terjadi sesungguhnya adalah Kuwat membopong Putri dan dipergoki Brigadir J.
"Yang terjadi sebenarnya justru sebaliknya. Kuwat membopong Putri, tapi diketahui Brigadir J," katanya.
(*)