Gridhot.ID - KKB Papua tak terima simpatisannya dimutilasi oleh oknum TNI, mereka akan melakukan pembalasan.
Sebelumnya, terungkap sosok oknum TNI AD diduga terlibat mutilasi 4 pendukung KKB Papua serta merampas uang korban Rp 250 juta.
Dua oknum perwira TNI AD itu berpangkat Mayor dan Kapten. Sedangkan bawahannya pangkatnya beragam, yakni satu Praka dan tiga Pratu.
Pembunuhan secara sadis itu terungkap ketika warga menemukan mayat para korban di sungai yang kemudian diinvestigasi oleh jajaran Polda Papua dan Kodam Cenderawasih.
Pembunuhan secara keji itu sudah didengar oleh Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman.
Kedua petinggi TNI itu pun memerintahkan kepada Pangdam Cenderawasih, Mayjen TNI Teguh Muji Angkasa untuk mengusut tuntas.
Saat ini, keenam prajurit TNI yang diduga terlibat sudah ditahan. Sedangkan 3 warga sipil yang terlibat sudah ditangkap oleh Polda Papua.
"Di tahanan Pomdam Cendrawasih," ujar Komandan Pusat Polisi Militer TNI AD (Danpuspomad) Letnan Jenderal Chandra W Sukotjo saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Senin (29/8/2022) sore.
"Puspomad telah mengirimkan tim penyidik untuk membantu Pomdam," kata Chandra.
Daftar terduga pelaku mutilasi dari TNI AD yakni Mayor Inf HF, Kapten Inf DK, Praka PR, Pratu RAS, Pratu RPC, dan Pratu R.
Direskrimum Polda Papua Kombes Faizal Ramadhani menjelaskan salah satu korban mutilasi merupakan simpatisan KKB di Nduga.
"Dari hasil penyelidikan diketahui salah satu korban berinisial LN adalah jaringan dari simpatisan KKB Nduga pimpinan Egianus Kogoya yang aktif mencari senjata dan amunisi di Kabupaten Mimika," kata Faizal dalam wawancara bersama KompasTV.
Melansir Surya.co.id, kasus mutilasi warga simpatisan KKB Papua oleh oknum TNI membuat marah pihak TPNPB-OPM.
Mereka ingin membalas dendam dengan berencana melakukan hal serupa terhadap anggota TNI atau pun aparat keamanan lainnya dari pihak Indonesia di Papua.
Rencana balas dendam ini diungkapkan oleh Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom melalui akun Twitter.
Sebby Sambom dalam unggahannya juga membagikan beberapa berita media online mengenai mutilasi warga Papua.
"TPNPB bersama rakyat bangsa Papua akan lakukan pembalasan dengan cara yang sama," kata Sebby Sambom.
Dia mengatakan TPNPB-OPM mengutuk aksi prajurit TNI yang seharusnya menjaga rakyat Indonesia itu.
Menurutnya, korban mutilasi berasal dari Suku Nduga, Timika.
4 Fakta Kronologi Kasus Mulitasi oleh Oknum TNI AD
1. Pura-pura jual senjata api
Para pelaku berpura-pura ingin menjual senjata api kepada 4 korban.
Korban kemudian tertarik dan mendatangi para pelaku dengan membawa uang Rp 250 juta.
"Keempat korban dipancing oleh pelaku untuk membeli senjata jenis AK 47 dan FN seharga Rp 250 juta," ujar Faizal melalui pesan singkat, Minggu (28/8/2022).
2. Waktu mutilasi
Faizal menerangkan, pada 22 Agustus 2022 sekitar pukul 21.50 WIT, di SP 1, Distrik Mimika Baru, para pelaku bertemu dengan korban dan membunuh mereka.
Setelah melakukan pembunuhan, para pelaku memasukan jenazah ke dalam mobil korban dan membawanya ke Sungai Kampung Pigapu, Distrik Iwaka untuk dibuang.
Pelaku lebih dulu memasukkan korban ke dalam karung.
"Sebelum dibuang, keempat korban semuanya dimutilasi dan dimasukan ke dalam enam karung," kata dia.
Setelah membuang para korban ke Sungai Kampung Pigapu, para pelaku menuju ke Jalan masuk Galian C Kali Iwaka untuk membakar mobil Toyota Calya yang disewa oleh korban.
3. Bagi-bagi Uang Rp 250 juta
Keesokan harinya, para pelaku kembali berkumpul di gudang milik salah satu pelaku berinisial APL dan membagikan uang Rp 250 juta yang mereka rampas dari korban.
Pada hari yang sama, polisi menemukan mobil yang disewa korban dalam keadaan hangus terbakar.
Pada Jumat (26/8/2022), masyarakat dan polisi berhasil menemukan salah satu korban yang diketahui berinisial AL.
Kemudian, pada hari yang sama, polisi menemukan salah satu mobil Avanza hitam yang disewa korban di SP 1.
Satu hari berselang, yakni pada Sabtu (27/8/2022), warga kembali menemukan 1 jenazah lagi di Sungai Kampung Pigapu.
Namun, hingga kini identitasnya belum diketahui.
Polisi masih mencari keberadaan jenazah dua korban lainnya.
Tiga orang yang diduga menjadi pelaku pembunuhan4 korban kemudian ditangkap, mereka adalah APL, DU, dan R.
4. Kodam Investigasi dengan Polda Papua
Panglima TNI meminta Kodam XVII/Cenderawasih, Papua untuk melakukan pemeriksaan investigasi kepada enam prajurit TNI AD yang telah mencoreng nama baik institusi tersebut.
"Terkait dengan adanya dugaan keterlibatan TNI Angkatan Darat, saat ini Panglima TNI, Bapak Kepala Staf Angkatan Darat sudah memberikan perintah kepada kami untuk melakukan pemeriksaan investigatif terhadap kejadian tersebut," ujar Pangdam XVII/ Cenderawasih Mayjen TNI Teguh Muji Angkasa dalam keterangannya di Breaking News KOMPAS TV, Senin (29/8/2022).
Dalam kasus ini, Teguh menyatakan pihaknya juga bekerja sama dengan Polda Papua untuk mengungkap fakta-fakta yang terjadi.
"Tentunya, kami terus bekerja sama dengan pihak Polda di lapangan untuk mengungkap fakta-fakta yang terjadi sebenarnya dan kami Angkatan Darat berkomitmen dalam hal ini adalah hukum harus ditegakkan," ujarnya.
Teguh menegaskan, TNI AD bakal memberikan sanksi tegas kepada prajurit yang terlibat sesuai dengan hukum dan perundang-undangan yang berlaku.
"Sekali lagi saya katakan di sini, bahwa bila ada prajurit kami yang terlibat dalam proses atau dalam tindakan pidana criminal, kami tidak memberikan toleransi apapun, kami akan berikan sanksi tegas, untuk dilakukan proses hukum sesuai dengan hukum dan perundang-undangan yang berlaku," ujarnya.
Saat ini, sambung Teguh, Kodam Cenderawasih dan Polda Papua sudah melakukan pemeriksaan investigasi dan penangkapan terhadap 6 orang prajurit TNI AD.
Nantinya, hasil dari pemeriksaan terhadap 6 prajurit TNI AD yang menjadi terduga pelaku pembunuhan disertai mutilasi akan diumumkan seusai proses investigasi dan pemeriksaan serta olah TKP selesai.
"Kami akan katakan semuanya dengan transparant," kata Teguh.
Dalam kasus ini, terduga pelaku pembunuhan sadis dengan cara mutilasi berjumlah 9 orang.
Dari 9 terduga pelaku, enam di antaranya adalah anggota TNI Angkatan Darat.
(*)