Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar
Gridhot.ID - Hacker Bjorka kembali bikin geger.
Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Serambinnews, 12 September 2022, setelah menjual data 1,3 miliar data sim card ponsel, Hacker Bjorka kembali membeberkan informasi yang sangat sensitif.
Kali ini Hacker Bjorka mengungkap sosok yang dianggap sebagai Pembunuh Munir.
Melalui sebuah tautan artikel, Bjorka menyebut sosok dalan di balik pembunuhan Munir adalah Muchdi Purwopranjono.
Muchdi Purwopranjono merupakan sosok yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Berkarya.
Nama ini sebenarnya sudah tak baru, karena Muchdi Purwopranjono juga pernah menjalani proses hukum pembunuhan Munir.
Keterlibatan Muchdi Purwopranjono dalam kasus tewasnya Munir ini berkaiatan dengan posisinya kala itu saat menjabat Deputi V BIN.
Munir meninggal dunia pada Rabu 7 September 2004 di dalam pesawat dalam sebuah perjalanan dari Jakarta ke Belanda.
Hasil pemeriksaan menunjukkan Munir meninggal dunia karena diberi racun arsenik.
Pengadilan kemudian menetapkan Pollycarpus Budihari Priyanto sebagai tersangka pembunuhan munir.
Muchdi PR pernah didakwa menjadi dalang pembunuhan tersebut namun divonis bebas di tingkat kasasi oleh Mahkamah Agung (MA) dan saat ini bahkan menjadi pimpinan Partai Berkarya.
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Kompas.com, 12 September 2022, disisi lain, ulah peretas atau hacker yang menggunakan identitas Bjorka menjadi buah bibir di dunia maya dalam beberapa waktu terakhir berkat aksinya membobol sejumlah dokumen.
Ada sejumlah dokumen yang diklaim diretas oleh Bjorka, antara lain dokumen surat menyurat milik Presiden Joko Widodo, termasuk surat yang dikirim oleh Badan Intelijen Negara (BIN).
"Berisi transaksi surat tahun 2019 - 2021 serta diokumen yang dikirimkan kepada Presiden termasuk kumpulan surat yang dikirim oleh Badan Intelijen Negara yang diberi label rahasia," demikian yang tertulis di dalam situs Breached.to.
Selain itu, dalam unggahannya, hacker tersebut menjelaskan bahwa telah mengunggah total 679.180 dokumen berukuran 40 Mega Byte (MB) dalam bentuk data terkompres.
Sejumlah contoh dokumen juga dicantumkan dalam unggahan yang diberi judul.
Antara lain, "Permohonan Dukungan Sarana dan Prasarana", "Surat Rahasia kepada Presiden dalam amplop tertutup" dan "Gladi Bersih dan Pelaksanaan Upacara Bendera pada Peringatan HUT ke-74 Proklamasi Kemerdekaan RI Tahun 2019".
Merespons itu, Kepala Sekretariat Heru Budi Hartono menyatakan, tidak ada satu pun dokumen surat menyurat Presiden Jokowi yang diretas.
Namun, ia menegaskan, segala tindakan peretasan adalah perbuatan melanggar hukum dan ia meyakini aparat bakal menyelesaikan masalah ini.
"Saya rasa penegak hukum akan melakukan tindakan hukum. Nanti akan ada pernyataan resmi pejabat terkait," ujar dia.
Ambil Langkah Hukum
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bakal menempuh langkah hukum untuk menyikapi klaim peretasan yang dilakukan oleh Bjorka.
"BSSN juga telah melakukan koordinasi dengan penegak hukum, antara lain dengan Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri untuk mengambil langkah-langkah penegakan hukum," kata Juru Bicara BSSN Ariandi Putra, Sabtu.
Ia menyatakan, BSSN sudah menelusuri beberapa dugaan insiden kebocoran data yang terjadi serta melakukan validasi terhadap data-data yang dipublikasikan.
BSSN juga telah melakukan koordinasi dengan setiap penyelenggara sistem elektronik yang diduga mengalami insiden kebocoran data, termasuk penyelenggara sistem elektronik (PSE) di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara.
"BSSN bersama dengan PSE terkait telah dan sedang melakukan upaya-upaya mitigasi cepat untuk memperkuat sistem keamanan siber guna mencegah risiko yang lebih besar pada beberapa PSE tersebut," kata Ariandi menambahkan.
(*)
Source | : | Kompas.com,Serambinews.com |
Penulis | : | Akhsan Erido Elezhar |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar