Media AS melaporkan akhir bulan lalu gelombang pertama dari dua jenis drone militer, termasuk seri Shahed, dikirim ke Rusia. Tetapi laporan itu juga mengatakan drone menghadapi masalah mekanis dan teknis.
Awal bulan ini, AS juga memberlakukan sanksi terhadap perusahaan Iran yang dituduh mengoordinasikan penerbangan militer untuk mengangkut drone Iran ke Rusia, serta pada tiga perusahaan yang dikatakan terlibat dalam produksi UAV.
Sementara itu, Hamid Vahedi, komandan angkatan udara tentara Iran, mengatakan bulan ini pembelian jet tempur Su-35 canggih buatan Rusia – bukan model sebelumnya, Su-30 – “ada dalam agenda” untuk pasukan bersenjata Iran.
Pengumuman itu memicu spekulasi bahwa akuisisi mahal itu dapat dikaitkan dengan ekspor drone, sesuatu yang belum dikomentari oleh otoritas Iran menurut laporan Al Jazeera.
Iran menjadi tuan rumah kompetisi drone militer bulan lalu di pusat kota Kashan, di mana sebuah pangkalan drone berada, yang dihadiri pejabat dari Rusia, Belarus dan Armenia.
Pada saat itu, komandan tertinggi Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) mengatakan Iran mengekspor drone ke negara-negara besar, tanpa menyebutkan negara tujuan.
Iran juga baru-baru ini meluncurkan versi kedua dari drone Arash-nya, yang menurut seorang komandan IRGC telah dirancang untuk menyerang Tel Aviv dan Haifa di musuh bebuyutan Iran, Israel.
(*)