Karenanya, dia kini sudah jarang mengikuti pemberitaan kasus anaknya dari televisi, karena dirinya akan mengingat dan kembali bersedih.
Disebut Sosok Paling Menderita
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan TribunJakarta, 20 September 2022, sebelumnya, Irma Hutabarat, Ketua Komunitas Civil Society Indonesia yang begitu menyoroti kematian Brigadir J menyebut Rosti Simanjuntak sebagai sosok paling menderita di kasus ini.
"Dia sudah kehilangan anak karena dibunuh, tapi masih juga menyisakan label pelaku tindak pelecehan pada anaknya yang sudah tidak bisa membela diri itu," kata Irma Hutabarat pada dialog di Kantor Tribun Jambi, Senin (12/9/2022) sore.
Label pelaku pelecehan yang dicap pada Brigadir J sejak kasus ini bergulir merupakan pukulan besar bagi keluarga.
"Saya juga seorang ibu, saya bisa merasakan betul bagaimana perasaan orangtuanya.
Itu label yang sangat menyakitkan apalagi kita dengar cerita bahwa Yosua itu orang baik," ucapnya.
Menurutnya, kasus kekerasan seksual yang kembali diungkit beberapa lembaga negara itu harus diluruskan.
Sebab merupakan sebuah fitnah keji, apalagi yang disebut sebagai pelaku sudah meninggal dunia.
"Sudah meninggal, tapi masih juga dikatakan pelaku pelecehan. Itu fitnah keji. Orang yang mereka tuduh tidak bisa membela diri," beber Irma.
Irma Hutabarat pun menyarankan agar segera dilakukan pemulihan nama baik Brigadir J.
"Pada konteks kasus ini, orang melupakan bagaimana keluarga Yosua, betapa sakitnya yang mereka rasakan.
Ada yang sibuk beri dukungan untuk Bu Putri, lupa ada perempuan yang paling tersakiti, yaitu ibu Yosua," tuturnya.
(*)
Source | : | TribunJakarta.com,Tribunnewsmaker.com |
Penulis | : | Akhsan Erido Elezhar |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar