Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar
Gridhot.ID -Kembali jalani aktivitas sebagai guru, ibunda Brigadir J tampak tegar walau anaknya telah dihabisi Ferdy Sambo.
Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Tribunnewsmaker, 20 September 2022, ketegaran terlihat pada sosok ibu kandung Brigadir J, Rosti Simanjuntak.
Meski kini kasus pembunuhan terhadap anaknya belum selesai di proses peradilan, ibunda Brigadir J tampak tegar.
Bahkan, Rosti Simanjuntak kini sudah bisa tersenyum kembali ke kehidupannya sebagai seorang guru di Muaro Jambi, Jambi.
Sementara, tersangka utama Ferdy Sambo justru harus menerima karir polisinya hancur.
Banding yang dimohonkannya atas putusan pemecatan tidak dengan hormat (PTDH) pada sidang kode etik ditolak.
"Memutuskan, ke satu menolak permohohan banding pemohon banding saudara Ferdy Sambo," ujar " Irswasum Polri Komjen Agung Budi Maryoto yang memimpin jalannya sidang banding seperti disiarkan di akun YouTube Polri TV, Senin (19/9/2022).
Putusan sidang juga menguatkan sidang Komisi Kode Etik Polri tanggal 26 Agustus 2022 yang menyatakan Ferdy Sambo dipecat dari Polri.
"Dan sanksi administratif berupa PTDH sebagai anggota Polri. Demikian putusan Komisi Banding ini dibuat," kata Irwasum.
Dalam tayangan langsung yang disiarkan oleh Polri TV Radio, Agung terlihat didampingi Kadiv Propam Polri Irjen Syahar Diantono dan As SDM Polri Irjen Wahyu Widada.
Ibu Brigadir J Sudah Bisa Tertawa
Sementara itu, di Sungai Bahar, Muaro Jambi, kondisi keluarga Brigadir J, terutama ibunya dalam kondisi baik.
Rosti Simanjuntak sudah mulai masuk kantor di SDN 74 Suka Makmur.
Namun ia masih belum mengajar karena masih dalam masa cuti.
Rosti mengatakan pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Muaro Jambi masih memberikan cuti dirinya hingga akhir bulan September ini.
Ia sudah masuk ke kantor dalam beberapa hari terakhir untuk mengerjakan tugasnya sebagai seorang guru.
"Udah beberapa kali masuk, ini ngerjain tugas guru mengisi dapodik," ujarnya, Senin (19/9/2022).
Wajah Rosti tampak sudah jauh lebih cerah.
Dari meja kerjanya, Rosti nampak sudah berbincang bahkan tertawa dengan para guru yang sedang berada di ruang guru.
Kendati begitu, ia mengakui saat ini dirinya masih ada sedikit trauma kala mengikuti pemberitaan kasus kematian anaknya.
Karenanya, dia kini sudah jarang mengikuti pemberitaan kasus anaknya dari televisi, karena dirinya akan mengingat dan kembali bersedih.
Disebut Sosok Paling Menderita
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan TribunJakarta, 20 September 2022, sebelumnya, Irma Hutabarat, Ketua Komunitas Civil Society Indonesia yang begitu menyoroti kematian Brigadir J menyebut Rosti Simanjuntak sebagai sosok paling menderita di kasus ini.
"Dia sudah kehilangan anak karena dibunuh, tapi masih juga menyisakan label pelaku tindak pelecehan pada anaknya yang sudah tidak bisa membela diri itu," kata Irma Hutabarat pada dialog di Kantor Tribun Jambi, Senin (12/9/2022) sore.
Label pelaku pelecehan yang dicap pada Brigadir Jsejak kasus ini bergulir merupakan pukulan besar bagi keluarga.
"Saya juga seorang ibu, saya bisa merasakan betul bagaimana perasaan orangtuanya.
Itu label yang sangat menyakitkan apalagi kita dengar cerita bahwa Yosua itu orang baik," ucapnya.
Menurutnya, kasus kekerasan seksual yang kembali diungkit beberapa lembaga negara itu harus diluruskan.
Sebab merupakan sebuah fitnah keji, apalagi yang disebut sebagai pelaku sudah meninggal dunia.
"Sudah meninggal, tapi masih juga dikatakan pelaku pelecehan. Itu fitnah keji. Orang yang mereka tuduh tidak bisa membela diri," beber Irma.
Irma Hutabarat pun menyarankan agar segera dilakukan pemulihan nama baik Brigadir J.
"Pada konteks kasus ini, orang melupakan bagaimana keluarga Yosua, betapa sakitnya yang mereka rasakan.
Ada yang sibuk beri dukungan untuk Bu Putri, lupa ada perempuan yang paling tersakiti, yaitu ibu Yosua," tuturnya.
(*)