Dikutip dari Majalah Adiluhung Pelestarian Budaya Nusantara Edisi 17, dalam peperangan, keris digunakan sebagai kendel atau tulangan.
Itu pula yang dilakukan Pangeran Diponegoro, yaitu membawa keris pusaka untuk menambah kepercayaan dirinya saat berperang.
Dipercaya atau tidak, nyatanya Belanda sering kewalahan selama perang menghadapi Pangeran Diponegoro.
Meski akhirnya menyerahkan diri, pertempuran Pangeran Diponegoro melawan Belanda berlangsung sengit.
Di akhir perang, pasukan Pangeran Diponegoro dijepit di Magelang oleh Jenderal de Kock.
Awalnya tetap kukuh, tetapi demi membebaskan sisa pasukannya, Pangeran Diponegoro akhirnya rela menyerahkan diri.
Pangeran Diponegoro diasingkan ke Manado Sulkawesi Utara, kemudian ke Makassar Sulawesi Selatan hingga akhir hidupnya.
Perang Diponegoro yang terjadi selama lima tahun itu menimbulkan dampak yang sangat besar bagi Indonesia.
(*)