Sekarang waktunya untuk mempertanggungjawabkan apa yang sudah diperbuat." tulis akun vivi_ivankaa
"Menurutku salah semua dari suporter turun lapangan dan aparat semena2 tapi yang lebih salah nya lagi aparatnya yg melakukan gas air mata di tribun tidak di tengah lapangan." tulis akun Saiiaittuanna
Tragedi Kanjuruhan Malang saat ini menjadi nomor dua setelah tragedi pada sepak bola tahun 1964 di Lima, Peru yang menewaskan 328 orang dalam daftar kematian di pertandingan sepak bola.
Dilansir Gridhot dari TribunKaltim, tragedi yang menimpa sepak bola Indonesia usai dari pertandingan Arema FC Malang dan Persebaya Surabaya, tentu Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia tegas dalam mengambil sikap untuk menghentikan sementara liga sepakbola PSSI sampai dengan evaluasi dan perbaikan pengamanan dilakukan.
Saat ini, peristiwa tragedi Kanjuruhan Malang menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat Indonesia, sebab tak sedikit yang berkomentar bahwa peristiwa itu terjadi akibat dari suporter yang anarkis hingga menyalahkan aparat kepolisian yang menggunakan gas air mata sebagai bentuk peleraian terhadap suporter.
Namun, hal itu menjadi di sorot bahwasanya penggunaan gas air mata di dalam stadion adalah tindakan dalam pelanggaran kode FIFA.
Disebutkan dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulation pasal 19 yaitu penggunaan gas air mata dan senjata api dilarang untuk mengamankan massa dalam stadion.
Bahkan disebutkan juga jika kedua benda tersebut dilarang dibawa masuk ke dalam stadion.
Disamping dari adanya penggunaan gas air mata, Gilang Widya atau dikenal sebagai Juragan yang merupakan Presiden Arema FC menyampaikan bahwa akan menanggung seluruh biaya pengobatan kepada korban tragedi Kanjuruhan Malang.
"Sebagai Presiden Arema Football Club saya meminta maaf kepada masyarakat Indonesia. Saya berkomitmen untuk membantu proses perawatan dan pengobatan untuk yang mengalami luka ringan / berat.
Saya juga akan memberikan santunan untuk keluarga korban yang meninggal dunia. Banyak hikmah dari kejadian ini. Kita harus menjadi lebih baik" tutur Gilang pada press conference tragedi Kanjuruhan Malang, Minggu (2/09/2022).