Gridhot.ID - Lesti Kejora kini membuat geger banyak orang usai dirinya mengaku memaafkan Rizky Billar.
Dikutip Gridhot dari Grid.ID, Lesti Kejora sebelumnya melaporkan Rizky Billar ke polisi karena telah dicekik dan dibanting di rumah.
KDRT yang dilakukan Rizky Billar ke Lesti Kejora ini membuat publik geram.
Namun Lesti Kejora mengaku kembali ke pelukan Rizky Billar meski dirinya sebelumnya menyebutkan kalau sempat mendapat kekerasan seperti dicekik dan dibanting hingga tulang lehernya bergeser.
Publik pun bertanya-tanya mengapa Lesti lebih memilih kembali ke pelukan sosok yang sudah melakuka kekerasan ke dirinya.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, kekerasan dalam hubungan asmara (abusive relationship) bisa dialami pria atau wanita, dan datang dalam berbagai bentuk.
Khusus bagi wanita yang menjadi korban abusive relationship, terkadang mereka cenderung mudah memaafkan pria atas perilakunya yang kasar dan selalu kembali ke hubungan yang beracun.
Alih-alih memandang buruk pasangannya karena melakukan tindakan kekerasan, wanita yang menjadi korban justru mencoba mengubah dirinya agar mereka bahagia dan berharap sifat kasar pasangan akan memudar.
Apa saja tanda yang menunjukkan wanita tetap bertahan pada abusive relationship?
1. Suka menyalahkan diri sendiri
Individu yang kasar menargetkan orang dengan harga diri rendah dan selalu melihat kebaikan orang lain.
Kedua tipe orang tersebut lebih mudah dimanipulasi. Jika pasangan kita kasar, maka ia memiliki ego yang tinggi dan memikirkan dirinya sendiri agar merasa lebih baik.
Ia melihat kita sebagai sosok yang hadir untuk memuja dan mematuhinya.
Orang yang kasar juga memerlukan orang lain untuk disalahkan alias menjadi kambing hitam.
Wanita dengan harga diri rendah akan dengan mudahnya memercayai bahwa mereka bertanggung jawab atas kesalahan tersebut.
Di awal berkencan, wanita terpikat oleh sisi karismatik pria abusive, namun perlahan-lahan pasangan akan mulai menunjukkan sisi gelapnya.
Setelah menetapkan aturan dasar dalam hubungan, pasangan yang kasar akan melakukan gaslighting untuk memperkuat kendalinya terhadap diri kita.
Apabila wanita merasa pasangannya berkemungkinan meninggalkannya, wanita itu akan berbuat apa pun agar bisa kembali ke pasangan.
Pasangan abusive juga lihai membuat kita merasa bersalah karena meninggalkan dia, seolah-olah hanya kita yang sanggup mengubahnya.
2. Kecanduan terhadap pasangan yang kasar
Pelecehan yang dilakukan pasangan pada akhirnya akan membuat kita mengembangkan kecanduan yang tidak sehat terhadap pasangan.
Tanpa kita sadari, pasangan ingin mengendalikan kita, sementara kita juga ingin mengendalikan si dia.
Baca Juga: Paling Didambakan Umat Muslim di Dunia, Berikut Amalan Doa Agar Dimudahkan Pergi ke Tanah Suci
Di saat pasangan melakukan pelecehan kepada kita, ia merasa memegang kendali penuh, dan ketika dia menyesal, kitalah yang memiliki kendali atas hubungan itu. Kita meyakini diri kita mampu menyelamatkan pasangan.
Perasaan ini bekerja dua arah, di mana kita ingin merasa dibutuhkan dan pasangan bergantung pada kita.
Hal itu membuat kita merasa istimewa dan diinginkan, itu sebabnya kita terus memberikan kesempatan pada pasangan yang kasar.
3. Yakin pasangan akan berubah
Pasangan abusive hanya membutuhkan kita untuk menunjukkan cinta kita kepadanya.
Kita bisa melihat sifat asli dan sisi negatif pasangan.
Tidak ada yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki pasangan, tetapi kita masih berharap dan bertahan dalam hubungan meski sudah mengalami pelecehan.
4. Takut dengan masa depan
Kekhawatiran akan masa depan yang belum pasti dapat terasa menakutkan, apalagi jika membayangkan masa depan kita tanpanya.
Terkadang, kita merasa takut kehilangan pasangan dan tidak memikirkan nyawa kita akibat pelecehan yang dilakukannya.
Akibatnya kita pun bertahan dalam abusive relationship setiap kali pasangan meminta maaf. Intinya, kita terus memercayai pasangan akan berubah.
Keluar dari abusive relationship adalah hal yang sulit, sementara di sisi lain keinginan untuk kembali ke pelukan pasangan sangat kuat.
Hanya satu permintaan maaf atau pelukan dari pasangan, dan kita pun terjebak dengan memberi kesempatan lagi pada pasangan.
Kita harus lebih kuat, lebih percaya pada diri kita daripada tindakan yang kita lakukan pada pasangan yang kasar dan mengambil sikap sebelum memikirkan orang lain.
(*)