Jenerio masih ingat bagaimana hujan terus turun sepanjang perjalanan. Sebagian besar rute yang dilewati menanjak dan menyusuri tepian jurang.
Tantangan semakin berat karena jalur yang mereka lewati lebih licin akibat hujan yang terus turun.
"Sepanjang perjalanan hujan dan kami jalan di tepian jurang, jadi kami harus lebih hati-hati," katanya.
Meski begitu, mereka berusaha bisa cepat sampai di lokasi untuk menyelamatkan aparat dan masyarakat di Kiwirok.Dalam perjalanan itu, 12 personel tersebut hanya dua kali beristirahat, yaitu di Kampung Oksebang dan sebelum memasuki Kiwirok.
"Istirahat paling 15 menit, di situ kami makan mie instan yang hanya dikremes (remas) dan dicampur bumbu," aku Jenerio.
Seluruh personel merasa lelah dalam perjalanan itu. Keinginan untuk segera sampai di Kiwirok menjadi energi tambahan bagi para personel.
Jenerio mengungkapkan, ada personel yang bahkan tidur dalam perjalanan karena kelelahan. Hal itu belakangan menjadi bahan becandaan bagi rekan lainnya.
"Ada yang sempat tidur sambil jalan, tapi itu kami yang lihat justru jadi lucu dan energi kita bertambah," ungkapnya.
Setelah berjalan sekitar 30 jam, tim pertama pun tiba di Distrik Kiwirok pada Senin (20/9/2022) sekitar pukul 05.00 WIT. Mereka segera menuju Pos Satgas TNI.
Akses Penerbangan ke Kiwirok Terbuka
Senin (20/9/2022), sekitar pukul 07.30 WIT, seluruh tim yang bergerak dari Oksibil akhirnya tiba di Kiwirok dengan selamat. Mereka langsung menyiapkan rencana untuk mengamankan Bandara Kiwirok.