Tidak berselang lama, kontak senjata antara aparat keamanan dengan KKB yang jumlahnya diperkirakan lebih dari 100 orang, pecah.
"Kami tiba jam 05.00 WIT, jam 09.00 WIT sudah ada kontak senjata, itu hanya pembersihan supaya bandara steril dari KKB," cetus Jenerio.
Rencana memukul mundur KKB dari kawasan Bandara Kiwirok pun berjalan lancar. Tak lama, helikopter milik TNI akhirnya bisa mendarat di Kiwirok untuk mengevakuasi korban.
"Sekitar jam 11.00 WIT heli mendarat, mereka tidak bisa lama di Kiwirok karena belum betul-betul aman. Mereka bawa satu jenazah dan korban luka-luka langsung ke Jayapura," tuturnya.
Setelah itu, pengamanan di Kiwirok makin diperluas karena ada rencana pesawat kembali masuk untuk memasok bahan pokok dan mengevakuasi warga.
"Besoknya (21/9/2022) baru pesawat bawa logistik masuk dan mengevakuasi warga yang tersisa ke Oksibil," kata Jenerio.
Kiwirok Kosong
Pascapenyerangan KKB ke Kiwirok, warga di wilayah tersebut memilih mengungsi karena takut menjadi korban.
Alhasil, Kiwirok menjadi seperti kota mati karena tidak adanya masyarakat dan hanya tersisa aparat keamanan dan KKB. Kekosongan di Kiwirok pun berkepanjangan hingga lebih dari satu tahun.
Sebagian besar warga Kiwirok berada di Oksibil dan mereka tinggal di beberapa lokasi.
Terkait adanya keinginan dari masyarakat untuk kembali ke Kiwirok, Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Cahyo Sukarnito menyatakan, siap mendukung rencana warga.