"Belum lagi bisnis media tuh sekarang berat, nemuin bisnis modal untuk nyari revenue media tuh salah satu hal yang paling menantang menurut gue," imbuhnya.
Menurut Najwa, tantangan itu tak hanya berlaku untuk media-media yang ada di Indonesia, tetapi juga media-media lain di luar negeri.
Najwa juga mengakui setiap diundang menjadi pembicara, salah satu topik yang menjadi sorotan adalah soal bisnis modal media.
"Setiap kali gue diundang untuk bicara soal media pasti yang how do you find bisnis modal," lanjutnya.
Sulitnya soal bisnis modal media menurut Najwa satu di antaranya lantaran banyak orang yang tak mau berlangganan berita.
"Karena orang kita tuh nggak mau bayar buat langganan berita," tutur Najwa.
Padahal menurutnya untuk membuat sebuah berita yang berkualitas itu mahal.
Mahal yang dimaksud Najwa adalah dalam artian ketika membuat sebuah berita akan banyak menemui tantangan sana sini-sini dan mengeluarkan kocek tak sedikit untuk membeli peralatan liputan maupun investasi.
"Lu harus investasi, harus gaji reporter reporter pun nggak bisa yang setahun dua tahun harus yang punya rekam jejak biar nggak ngasal-ngasal, kalau mau investigasi beli hidden camnya juga mahal cuy, belum lagi harus ngeluangin waktu, nggak bisa sehari jadi, harus bolak-balik ke sana dan sebagainya," jelas Najwa.
Tantangan itu tentunya dihadapi oleh orang-orang yang berkutat di bisnis media, termasuk jurnalis yang mencari berita.