GridHot.ID - Istilah khodam mungkin sudah tak asing lagi di telinga.
Khodam konon merupakan pendamping manusia dari bangsa jin.
Berikut ini merupakan weton-weton yang didampingi khodam idu geni atau si pahit lidah, siapa saja?
Melansir sonora.id, Pahit Lidah merupakan sebuah sebutan yang diberikan kepada seseorang jika berkata-kata terutama mengenai hal buruk akan menjadi kenyataan.
Di Indonesia sia sendiri terdapat sebuah legenda yang berkaitan dengan pahit lidah. Dimana ada seorang pangeran bernama Serunting.
Pangeran tersebut bila tersinggung atau marah kepada sesuatu maka akan mengatakan hal buruk kepada orang lain dan menjadi kenyataan.
Salah satu kutukan terkenal dari pangeran Serunting adalah menjadikan hewan dan manusia yang menyinggungnya menjadi batu.
Kisah ini populer dikalangan masyarakat Sumatera Selatan.
Selain kisah legenda tersebut didalam ilmu Jawa juga ada beberapa weton yang dituntut untuk berhati-hati dalam berbicara atau mendoakan orang lain.
Pasalnya weton ini dinaungi dan berada didalam lindungan Sabdo Dadi, jadi apapun perkataan yang dilontarkan dari mulutnya yang bercampur dengan emosioal dipercaya akan menjadi kenyataan.
Jika perkataan baik maka hal baik akan hadir namun jika perkataan buruk maka hal buruk pula yang akan menghampiri.
Maka dari itu leleuhur banyak menasehati dan meminta beberapa weton ini untuk melakukan afirmasi positif dan juga mengatakan hal yang baik-baik meski dalam keadaan emosi.
Dilansir dari tribunbatam.id, didampingi khodam Idu Geni atau si pahit lidah, orang-orang yang berada di bawah naungan beberapa weton diminta menjaga ucapannya.
Terutama saat sedang marah, mereka harus menjaga tutur katanya karena berpotensi menjadi kenyataan.
Menurut Primbon Jawa, kata-kata yang terucap dari mereka bisa jadi malapeta untuk diri sendiri atau orang lain.
Di balik berbahayanya sumpah serapah yang mereka ucapkan berpotensi jadi kenyataan, mereka adalah sosok yang bertanggung jawab dan penyayang.
Siapa saja weton yang didampingi khodam Idu Geni atau si pahit lidah? Berikut daftar dan ulasannya:
Kamis Legi
Kamis Legi adalah sosok yang dikenal sangat mandiri, berkarisma dan bertanggung jawab dalam pekerjaan.
Pemilik weton satu ini juga dikenal memiliki etos kerja yang sangat tinggi.
Mereka termasuk weton si pahit lidah karena kata-kata yang terucap bisa jadi malapeta, misal membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
Rabu Kliwon
Weton selanjutnya yang disenangi khodam pahit lidah yaitu Rabu Kliwon.
Dikutip dari laman sonora.id, Rabu Kliwon sekalinya berucap, ucapannya bisa jadi kenyataan.
Weton dalam naungan lakuning srengenge ini berarti berjiwa pemimpin dan pengayom.
Mereka sangat berpegang teguh pada perkataannya.
Punya kemampuan ucapannya bisa jadi kenyataan, ada baiknya pemilik weton Rabu Kliwon menjaga tutur kata.
Kamis Kliwon
Kamis Kliwon berada di bawah naungan Watak Lakuning Geni, yang berarti sangat setia, periang dan suka menepati janji.
Mereka tipe pekerja keras, sabar dan pandai menyimpan rahasia atau perasaan.
Tak heran jika weton ini menjadi salah satu weton yang disukai khodam pahit lidah, sehingga apa yang menjadi ucapannya bisa menjadi kenyataan.
Rabu Pon
Weton ini berada dalam naungan watak lakuning rembulan, yang memiliki arti mampu menentramkan hati orang.
Baca Juga: Murah Rezeki dari Segala Arah, 4 Weton Ini Konon Disukai Khodam Ratu Kidul Pantai Selatan
Mereka dikenal sangat baik, ramah, menjunjung tinggi sopan santun dan memiliki jiwa pemimpin.
Weton ini juga jadi salah satu weton yang disukai khodam pahit lidah, di mana ucapannya selalu jadi kenyataan.
Agar tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain, weton ini harus menjaga ucapannya.
Kamis Pon
Perkataan pemilik weton Kamis Pon juga menjadi salah satu yang disukai khodam pahit lidah.
Ketika mereka memperlihatkan kemarahan atau emosinya di depan orang lain, mereka harus bisa menjaga perkataannya supaya tidak jadi malapetaka.
Selain itu, pemilik weton di bawah naungan watak lakuning srengenge ini berjiwa pemimpin dan juga pengayom.(*)
Source | : | TribunBatam.id,Sonora.ID |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar