GridHot.ID - Penderita asam lambung atau Gerd memang harus memilah-milah makanan dan aktivitas agar penyakit tersebut tak kambuh mendadak.
Dilansir dari TribunPontianak, GERD terjadi ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan selama atau setelah makan dan menyebabkan rasa sakit atau gejala lainnya.
Kerongkongan adalah saluran yang menghubungkan mulut ke perut.
Katup di bagian bawah kerongkongan terbuka untuk membiarkan makanan turun dan menutup untuk menghentikan asam agar tidak keluar.
Jika katup ini membuka atau menutup pada waktu yang salah, hal ini dapat menyebabkan gejala GERD.
Maka dari itu, penderita asam lambung pasti akan takut jika akan melakukan diet.
Diet bagi penderita asam lambung merupakan hal yang sulit dilakukan.
Penderita asam lambung tidak boleh telat makan agar gejala asam lambung yang memicu sensasi panas dan nyeri di dada hingga perut terasa perih tidak muncul.
Namun penderita asam lambung bisa melakukan cara diet jika dijalankan dengan baik yaitu dengan melakukan kebiasan pola hidup sehat dan teratur, serta mengonsumsi makanan diet yang aman bagi lambung.
Lalu apa saja makanan diet yang aman dikonsumsi bagi penderita asam lambung?
Dilansir dari TribunBanyumas, berikut contohnya yang bisa Anda coba terapkan.
Baca Juga: Kaya Akan Kalsium dan Magnesium, 5 Buah-buahan Ini Dapat Menurunkan Asam Lambung dengan Cepat
1. Sarapan dengan karbohidrat atau protein
Anda bisa memilih sarapan dengan mengonsumsi protein dan karbohidrat yang pas untuk menjadikan sumber energi utama agar tidak lemas.
Anda bisa memilih sarapan dengan oatmeal atau kentang rebus yang mempunyai kandungan serat tinggi dan membuat Anda merasa kenyang lebih lama.
Selain itu Anda juga bisa mengonsumsi putih telur untuk sarapan, kandungan protein pada putih telur aman bagi lambung.
2. Pilih camilan buah yang tidak asam
Anda bisa mengonsumsi camilan buah untuk diet yang aman bagi lambung, namun hindari buah yang mengandung tingat keasaman yang tinggi seperti lemon, jeruk, nangka, kedondong dan tomat.
Anda bisa menggantinya dengan megonsumsi pisang, buah naga, apel, pir, kelapa dan masih banyak lagi.
3. Konsumsi sayuran yang baik untuk lambung
Tidak semua sayuran menjadi makanan diet yang aman bagi lambung, karena ada beberapa sayuran mengandung gas dan asam yang tinggi sehingga dapat memicu naiknya asam lambung.
Anda bisa memlih sayuran seperti asparagus, kacang hijau, brokoli, seledri dan lain-lain.
4. Makan siang dengan nasi merah
Nasi merah mengandung karbohidrat dan serat yang kompleks, sehingga dapat membantu menjaga keseimbangan produksi asam lambung.
Selain itu dengan mengonsumsi nasi merah dapat meredakan penyakit asam lambung, Anda dapat mengonsumsi nasi merah saat makan siang dan makan malam.
5. Hindari memasak dengan mentega atau margarin
Kandungan mentega dan margarin mempunyai lemak jenuh yang tinggi sehingga dapat memperburuk gejala asam lambung.
Sebagai gantinya Anda bisa menggunakan minyak zaitun, karena kandungan lemaknya lebih sehat sehingga aman bagi asam lambung.
6. Konsumsi daging dan ikan tanpa lemak
Setiap manusia pasti memerlukan sumber protein yang baik bagi tubuh untuk pembentukan sel, namun tidak semua protein baik untuk penderita asam lambung.
Anda bisa megonsumsi sumber protein daging dan ikan tanpa lemak.
Untuk menikmatinya Anda bisa merebus, atau memanggang daging dan ikan tanpa lemak.
7. Rutin konsumsi air putih
Pastikan dalam menjalankan diet, Anda minum air putih yang cukup, minimal 8 gelas setiap hari. Hindari konsumsi minuman manis, minuman asam, kafein, dan alkohol karena bisa melukai lambung.
8. Gunakan campuran jahe pada minuman
Kandungan jahe memiliki sifat antiradang yang dapat mengatasi masalah pencernaan.
Anda bisa menambahkan irisan jahe ke dalam teh atau smoothie untuk meredakan gejala asam lambung yang menganggu.
Itulah beberapa menu makanan yang aman dikonsumsi bagi penderita asam lambung.
Selain itu hindari makanan yang pedas karena dapat memicu naiknya asam lambung, serta jalankan pola hidup sehat dan teratur.
Apabila asam lambung semakin parah karena menjalankan diet, segera periksa dan konsultasi dengan dokter agar memperoleh penanganan yang lebih tepat.
(*)