Upaya itu akan memiliki konsekuensi besar, rezim Kim Jong Un akan berakhir apabila Korut meluncurkan senjata nuklir.
Sebelumnya, Korut dilaporkan melakukan uji coba rudal balistik.
Peluncuran itu merupakan bagian dari rangkaian uji coba senjata Pyongyang yang telah memecahkan rekor dengan menembak lebih dari 20 rudal dalam sehari.
Namun, pihak Korsel menganggap uji coba rudal antarbenua tersebut gagal total.
"Peluncuran ICBM Korea Utara dianggap telah berakhir dengan kegagalan," kata militer Korea Selatan, seperti dikutip AFP, Kamis (3/11/2022).
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) sebelumnya mengatakan Korut telah meluncurkan ICBM dari daerah Sunan di Pyongyang pada pukul 07.40 waktu setempat yang diikuti peluncuran dua rudal balistik jarak dekat (SRBM) dari Kaechon di Provinsi Pyongan Selatan pada 08.39 waktu setempat.
JCS tidak menjelaskan apa jenis rudal ICBM yang diluncurkan Korut.
Namun, rudal balistik antarbenua itu diduga merupakan Hwasong-17 yang disebut mampu membawa banyak hulu ledak dan menempuh jarak hingga 15 ribu kilometer.
Dilansir dari tribunjogja.com, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17 menegaskan kemampuan negara itu menahan ancaman nuklir.
Pernyataan Jong-un disiarkan Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), Sabtu (19/11/2022). Media pemerintah Korut melaporkan Jong-un berada di lokasi peluncuran untuk memastikan kekuatan nuklir ngaranya.

Kim Jong-un berada di sebuah ruangan bersama istri dan putrinya, serta pejabat militer Korut menjelang tes tembak ruda balistik antarbenua Hwasong 17, Jumat (18/11/2022). Rudal itu melesat 22 kali kecepatan suara dan mencapai perairan ZEE Laut Jepang
“Uji coba itu dengan jelas membuktikan keandalan sistem senjata strategis utama yang baru untuk mewakili kekuatan strategis DPRK (Republik Demokratik Rakyat Korea) dan kinerja tempurnya yang kuat sebagai senjata strategis terkuat di dunia,” tulis KCNA.