Peluncuran rudal Rabu terjadi ketika Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son Hui memperingatkan Pyongyang akan melakukan aksi militer yang lebih keras.
Korea Utara berjanji meningkatkan tanggapannya terhadap latihan militer AS dan sekutunya di Semenanjung Korea.
Pyongyang mengatakan serangkaian latihan baru-baru ini hanya meningkatkan ketegangan di kawasan itu dan akan mendorong tindakan balasan yang lebih keras.
Dalam sebuah pernyataan yang diumumkan Kantor Berita Korea, Menteri Luar Negeri Choe Son-hui mengomentari pertemuan puncak Washington, Seoul dan Tokyo.
Ketiga negara berkomitmen memperkuat pencegahan militer terhadap Korut, setelah berminggu-minggu latihan kontroversial di Korsel.
Choe mengatakan latihan perang skala besar Korsel hanya akan mendorong situasi di Semenanjung Korea ke fase yang lebih tidak terduga.
“Amerika akan menyadari mereka mengambil pertaruhan yang akan disesali dan akan segera mendekati kami sebagai ancaman yang lebih serius, realistis, dan tak terelakkan,” imbuhnya.
Presiden AS Joe Biden bertemu dengan rekan-rekannya dari Korea Selatan dan Jepang di sela-sela KTT Asia Timur di Kamboja akhir pekan lalu.
Menjelang pembicaraan, Biden menyatakan aliansi tiga arah itu lebih penting daripada yang pernah ada mengingat meningkatnya provokasi Korea Utara.
Setelah beberapa tahun relatif tenang, Korea Utara telah melakukan sejumlah rekor peluncuran rudal pada 2022.
Mereka melanjutkan uji coba senjata menyusul moratorium yang disepakati sendiri selama negosiasi dengan Presiden AS Donald Trump pada 2018.(*)