Diberitakan sebelumnya, Korea Utara meluncurkan peluru kendali balistik antarbenua Jumat (18/11/2022) pagi.
Rudal itu melesat ke arah perairan Jepang. Terakhir Korea Utara mengujicoba rudal balistik antarbenua pada 25 Mei 2022.
Sementara Rabu (16/11/2022), Pyongyang meluncurkan peluru kendali yang diidentifikasi rudal balistik jarak pendek.
Mengutip sumber pertahanan Korea Selatan, media di Seoul melaporkan analisis awal peluncuran menunjukkan rudal itu jenis balistik antarbenua.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan di pernyataan resminya hanya mengatakan rudal balistik yang tidak ditentukan.
Dewan Keamanan Nasional Kepresidenan Korsel diperkirakan akan bertemu setelah peluncuran itu terdeteksi.
Pasukan Penjaga Pantai Jepang menyatakan dalam sebuah rilis rudal yang diluncurkan Korea Utara juga diyakini rudal balistik.
"Pesawat dan kapal laut didesak memantau informasi, menahan diri dari mendekati pecahan jika jatuh, dan memberi tahu penjaga pantai," kata Penjaga Pantai Jepang dalam sebuah pernyataan.
Kementerian Pertahanan Jepang telah menyatakan ICBM yang dicurigai jatuh ke zona ekonomi eksklusif Jepang.
Peringatan ke AS dan Korsel
Peluncuran dilakukan sehari setelah Korea Utara menembakkan rudal balistik jarak pendek ke arah Laut Jepang dari Wonsan, sebuah kota pelabuhan yang terletak di Provinsi Kangwon.
Peluncuran rudal Rabu terjadi ketika Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son Hui memperingatkan Pyongyang akan melakukan aksi militer yang lebih keras.
Korea Utara berjanji meningkatkan tanggapannya terhadap latihan militer AS dan sekutunya di Semenanjung Korea.
Pyongyang mengatakan serangkaian latihan baru-baru ini hanya meningkatkan ketegangan di kawasan itu dan akan mendorong tindakan balasan yang lebih keras.
Dalam sebuah pernyataan yang diumumkan Kantor Berita Korea, Menteri Luar Negeri Choe Son-hui mengomentari pertemuan puncak Washington, Seoul dan Tokyo.
Ketiga negara berkomitmen memperkuat pencegahan militer terhadap Korut, setelah berminggu-minggu latihan kontroversial di Korsel.
Choe mengatakan latihan perang skala besar Korsel hanya akan mendorong situasi di Semenanjung Korea ke fase yang lebih tidak terduga.
“Amerika akan menyadari mereka mengambil pertaruhan yang akan disesali dan akan segera mendekati kami sebagai ancaman yang lebih serius, realistis, dan tak terelakkan,” imbuhnya.
Presiden AS Joe Biden bertemu dengan rekan-rekannya dari Korea Selatan dan Jepang di sela-sela KTT Asia Timur di Kamboja akhir pekan lalu.
Menjelang pembicaraan, Biden menyatakan aliansi tiga arah itu lebih penting daripada yang pernah ada mengingat meningkatnya provokasi Korea Utara.
Setelah beberapa tahun relatif tenang, Korea Utara telah melakukan sejumlah rekor peluncuran rudal pada 2022.
Mereka melanjutkan uji coba senjata menyusul moratorium yang disepakati sendiri selama negosiasi dengan Presiden AS Donald Trump pada 2018.(*)
Source | : | Serambinews.com,TribunJogja.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar