“Negara-negara yang lebih kecil telah kehabisan potensi mereka,” kata seorang pejabat NATO kepada surat kabar itu, menambahkan bahwa setidaknya 20 dari 30 anggota blok itu “telah disadap habis-habisan”.
Sejak awal konflik di Ukraina pada akhir Februari, AS dan sekutu Baratnya telah menghujani Kiev dengan bantuan militer miliaran dolar.
Moskow telah berulang kali memperingatkan Barat agar tidak "memompa" Ukraina dengan persenjataan, menyatakan bahwa itu hanya akan memperpanjang konflik daripada mengubah hasilnya, dan juga akan meningkatkan risiko tabrakan langsung antara Rusia dan blok militer pimpinan AS.
Sebagian besar anggota NATO, para pendukung dan pemasok senjata serta amunisi ke Ukraina sedang kelabakan.
Laporan The New York Times menyebutkan, perang Rusia-Ukraina menguras stok amunisi di gudang mereka. Kecepatan penggunaan peluru di Ukraina tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Hanya negara-negara besar, termasuk AS, yang memiliki potensi terus mempersenjatai Kiev. Laporan media itu dikutip Russia Today, Minggu (27/11/2022).
Laporan itu sejalan dengan perkembangan di lapangan ketika persenjataan artileri dalam jumlah besar tidak bisa digunakan lagi di Ukraina.
Meriam-meriam itu rusak karena frekuensi penggunaan yang sangat tinggi, dan tidak bisa diperbaiki di Ukraina.
Sebagian howitzer kiriman Jerman misalnya, ditarik dari medan tempur dan dimasukkan ke bengkel perbaikan di Polandia.
(*)