Hal ini mengakibatkan suhu dingin di sebagian besar dunia pada musim panas berikutnya, yakni pada tahun 1816.
Selain itu, letusan Gunung Tambora juga menimbulkan tsunami, puting beliung, banjir, dan wabah penyakit dimana-mana.
Menurut majalah Live Science, letusan Gunung Tambora memiliki tingkat yang berbahaya, daya rusaknya setara dengan 1.000 juta ton TNT.
Selain itu, ada spekulasi mengenai gerhana matahari total pada 26 Mei 1816 dan gerhana bulan total pada 9 Juni 1816 yang juga dapat mempengaruhi penurunan suhu global.
Konsekuensi dari hilangnya musim panas
Dingin yang tak biasa pada tahun 1816 menghancurkan produksi pertanian di banyak bagian dunia.
Secara langsung atau tidak itu menyebabkan gagal panen, meroketnya harga pangan, kelaparan, gangguan budaya, penyakit kolera dan penyakit lainnya.
Amerika Serikat adalah salah satu negara yang paling berpengaruh dalam perubahan iklim ini.
Embun beku membunuh sebagian besar tanaman di New York dan bagian lebih tinggi dari Massachusetts, News Hampshire, dan Vermont.
Pada tanggal 6 Juni 1816, tepatnya di musim panas, salju turun di Albany, New York, dan kota Dennysville, Maine.