Sedangkan pada GERD, asam lambung bisa naik saat otot di saluran pencernaan dan lambung melemah.
Kondisi ini membuat kinerja klep di bagian kerongkongan terganggu. Apabila klep kerongkongan terbuka, asam lambung dari pencernaan bisa naik kembali ke kerongkongan.
GERD bisa dipicu stres, asupan berkafein dan tinggi lemak, sampai rokok.
"GERD tidak ada faktor stres fisik atau aktivitas fisik berlebihan. Sedangkan penyakit jantung koroner, ada faktor stres fisik dan mental," kata Habibie.
Untuk memastikan apakah seseorang terkena GERD atau penyakit jantung koroner, Habibie menyarankan pasien memeriksakan kesehatannya, terutama jika berisiko.
Tidak ada hubungan secara langsung
Senada dengan penjelasan Habibie, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH juga menyatakan, asam lambung tidak ada hubungan langsung dengan penyumbatan pembuluh darah biang serangan jantung.
Namun, akademisi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu menyampaikan, ada hubungan tidak langsung di antara keduanya.
Ia menjelaskan, seseorang yang asam lambungnya naik dapat mengalami serangan cemas atau stres.
Serangan cemas atau stres itulah yang disebut dapat memicu serangan jantung.